Kamis 23 Jan 2020 17:40 WIB

Wapres Ziarah ke Makam KH Abdul Wahab di Jombang

Wapres mengidolai KH Abdul Wahab Chasbullah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat berziarah ke makam pahlawan nasional KH. Abdul Wahab Chasbullah, di Komplek Pesantren Tambak Beras, Jombang, Kamis (23/1).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat berziarah ke makam pahlawan nasional KH. Abdul Wahab Chasbullah, di Komplek Pesantren Tambak Beras, Jombang, Kamis (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID,JOMBANG--Wakil Presiden Ma'ruf Amin berziarah ke makam pahlawan nasional KH Abdul Wahab Chasbullah, di Komplek Pesantren Tambak Beras, Jombang, di sela kunjungan kerjanya ke Jombang, Jawa Timur, Kamis (23/1). Usai membuka Santri Digital Fest di Ponpes yang sama, Ma'ruf langsung menuju makam KH Abdul Wahab.

Wapres memimpin doa untuk almarhum lalu menaburkan bunga di atas pusara makam ulama besar berpandangan modern yang lahir di Jombang, Jawa Timur pada 31 Maret 1888 itu.

Baca Juga

Almarhum KH Abdul Wahab merupakan tokoh idola Ketua MUI nonaktif itu. Dalam perjalanan hidupnya, Kiai Wahab dan Wapres K.H. Ma'ruf Amin memiliki banyak kesamaan.

Keduanya, sama-sama pernah menjadi Rais Am Syuriyah PBNU, Kiai Wahab pada periode 1947-1971, Kiai Ma'ruf periode 2015-2019. Wapres Ma'ruf pernah menulis dalam buku "Tambak Beras: Menelisik Sejarah, Memetik Uswah" menyebut KH Abdul Wahab merupakan role model buat Ma'ruf.

"Sosok K.H. Wahab Chasbullah buat saya, merupakan role model, ideal Rais 'Am PBNU. Ada empat kriteria minimal yang harus dimiliki Rais 'Am: faqih (ahli fikih), munadhdhim (organisatoris), muharrik (penggerak), dan mutawarri' (terjaga pergaulannya). Kiai Wahab memiliki keempatnya," tulis Kiai Ma'ruf.

KH Abdul Wahab yang wafat di Jombang pada 29 Desember 1971 ini juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 7 November 2014 oleh Presiden Joko Widodo. Ia memulai dakwahnya dengan mendirikan media massa atau surat kabar, yaitu harian umum “Soeara Nahdlatul Oelama” atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama.

Bersama dengan K.H. Hasyim Asy’ari keduanya menghimpun tokoh pesantren dan mendirikan Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada tahun 1926. Kiai Wahab juga berperan membentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).

Pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Kiai Wahab bersama Hasyim Asy’ari dari Jombang dan Kiai Abbas dari Cirebon merumuskan Resolusi Jihad sebagai dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan. Sesudah Hasyim Asy’ari meninggal dunia, Kiai Wahab menjadi Rais ‘Am NU.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement