Kamis 23 Jan 2020 21:30 WIB

Pesawat Kanada Jatuh, Tiga Orang Meninggal Dunia

Pesawat Kanada jatuh saat memadamkan api kebakaran hutan Australia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nora Azizah
Pesawat Hercules C-130 yang digunakan sebagai tanki air untuk memadamkan api kebakaran hutan di Australia jatuh. Pihak berwenang mengatakan tiga orang tewas dalam peristiwa itu (Foto: situasi kebakaran hutan Australia)
Foto: EPA
Pesawat Hercules C-130 yang digunakan sebagai tanki air untuk memadamkan api kebakaran hutan di Australia jatuh. Pihak berwenang mengatakan tiga orang tewas dalam peristiwa itu (Foto: situasi kebakaran hutan Australia)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pesawat Hercules C-130 yang digunakan sebagai tanki air untuk memadamkan api kebakaran hutan di Australia jatuh. Pihak berwenang mengatakan tiga orang tewas dalam peristiwa itu.

Pihak berwenang mengatakan para korban adalah warga Amerika. Belum diketahui mengata pesawat tersebut jatuh saat membawa pemadam api.

Baca Juga

"Tragisnya, tampaknya tidak ada korban selamat dari pesawat jatuh di wilayah Snowy Monaro, kata kepala pemadam kebakaran wilayah tenggara Negara Bagian New South Wales, Shane Fitzsimmons," Kamis (23/1).

Fitzsimmons mengatakan pesawat itu hancur saat bertabrakan dengan tanah. Ia menambahkan ada laporan yang menyebutkan tabrakan itu menyebabkan bola api besar.

"Dalam tahap ini belum ada indikasi apa yang menyebabkan kecelakaan," kata Fitzsimmons.

Juru bicara Otoritas Keamanan Penerbangan Sipil Australia mengatakan pesawat itu turun ke dalam lembah saat ingin menurunkan pemadam api dan tidak muncul lagi. Fitzsimmons mengatakan lisensi pesawat tersebut milik perusahaan penerbangan Kanada Coulson Aviation.

Pesawat tersebut pesawat Hercules C-130 kedua yang beroperasi dalam pemadaman kebakaran hutan di Australia. Fitzsimmons mengatakan Coulson sudah mengkandangkan pesawat tankir air besar setelah kecelakaan ini.

Badan Keamanan Transportasi Australia mengatakan telah mengirimkan tim penyelidik ke lokasi kecelakaan pesawat untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada. Mereka juga akan menganalisa data rekaman, informasi cuaca, dan mewawancarai saksi.

Mereka mengatakan butuh waktu sekitar 30 hari sampai laporan awal dapat dirilis. Tapi jika penyelidikan mengungkapkan ada masalah keamanan mereka akan segera memberitahu para pemangku kepentingan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement