REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Agama, Fachrul Razi, memberi gambaran tentang hubungan negara dan agama di negara-negara Arab dengan mengambil contoh Arab Saudi. Betapa mereka tidak pernah memisahkan lagi antara identitas kebangsaan dan identitas keislaman.
“Saya kira sangat sejalan dengan di sini. Kalau di Indonesia dari dulu sudah kita mengatakan yang sama. Kita selalu membangun wawasan keislaman dan wawasan kebangsaan menjadi sebuah paket, tidak boleh kita pisahkan," ujarnya saat menjadi pembicara kunci pada diskusi bertajuk "Pasang Surut Relasi Agama dan Negara" di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (23/1).
Fachrul juga menyampaikan perkembangan moderasi beragama di Saudi di mana saat ini ada keterbukaan yang luar biasa. Saudi, kata dia, mengundang semua orang terutama Amerika dan Eropa untuk datang ke sana tanpa perlu visa.
"Saya bilang, bagaimana dengan yang lain. 'Kalau Anda punya visa Amerika, visa Inggris, silakan datang ke Saudi, tidak usah pakai visa'. Jadi begitu terbukanya dia, memang dia ingin semua orang semakin banyak yang datang ke Saudi dan itu akan meningkatkan devisanya. Dan kita harapkan Indonesia juga begitu. Tapi no one yang akan datang kalau kita tidak menyediakan toleransi," papar dia.
Fachrul kemudian menyinggung soal moderasi beragama. Moderasi ini menurutnya ada dua sisi. Pertama sisi radikal dan kedua konservatif. Dua sisi ini harus diupayakan untuk dibawa ke titik tengah.
"Kalau kita pakai istilah bandulan, maka dia selalu berhenti pada titik gravitasi. Kita usahakan pelan-pelan supaya mereka mendekatinya, dan supaya jangan terlalu jauh. Kalau kita mengajak-ajak, pasti ada protes sedikit-sedikit, ya gak apa-apa. Tapi kita usahakan untuk bisa," kata dia.