REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan rival politiknya Benny gantz bertandang ke Washington pekan depan. Hal itu diumumkan oleh pernyataan resmi Gedung Putih di tengah laporan rencana perdamaian Trump yang akan segera mengemuka.
"Trump akan menjamu Netanyahu dan Benny Gantz di Gedung Putih pada 28 Januari," ujar juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham, dikutip Anadolu Agency, Jumat.
Pengumuman tersebut muncul beberapa menit setelah Wakil Presiden AS Mike Pence di Israel lebih dulu mengatakan, bahwa Trump mengundang para pemimpin politik Israel untuk membahas prospek perdamaian di Tanah Suci (Yerusalem). Laporan media Israel mengatakan, pemerintah Trump tengah mempersiapkan peluncuran "kesepakatan abad ini", rencana perdamaian Palestina-Israel pekan depan.
Meski demikian, Gedung Putih belum mengumumkan undangan apa pun kepada pejabat Palestina. Seperti diketahui, hubungan AS dan Palestina membeku sejak Trump memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017.
Channel 12 Israel mengatakan, rencana Trump tersebut akan mengakui kedaulatan Israel atas hampir semua pemukiman di Tepi Barat yang diduduki, yang ilegal menurut hukum internasional. Hal itu akan secara efektif memindahkan perbatasan Israel yang diakui AS lebih jauh ke timur ke wilayah Palestina, dan kedaulatan Israel akan diakui atas seluruh Yerusalem.
Padahal, itu adalah yang Palestina cari sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Rencana tersebut juga akan mengakui negara Palestina yang didemiliterisasi.
Namun, para pejabat Palestina sangat tidak mungkin menerima rencana itu, yang menurut Channel 12 juga akan menuntut perlucutan senjata Hamas dan pengakuan Palestina atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Laporan tentang perincian dan waktu rencana perdamaian kita yang dipegang erat adalah murni spekulatif," kata Trump dalam cicitan di Twitter.
Kendati demikian, jika rencana itu diungkapkan pekan depan, akan sangat bertepatan dengan persidangan pemakzulan Trump, serta Knesset Israel yang memberikan suara tentang kemungkinan kekebalan bagi Netanyahu dalam tiga kasus korupsinya.