REPUBLIKA.CO.ID, BATUSANGKAR -- Masa tanggap darurat bencana banjir bandang yang melanda Nagari Padang Laweh Malalo di Kecamatan Batipuh Selatan, Tanah Datar sudah berakhir sejak Jumat (24/1) kemarin. Wakil Bupati Tanah Datar Zuldafri Dharma meminta warga tetap waspada terutama yang bermukim di zona merah.
Dari analisis pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Laweh Malalo, banjir bandang masih berpotensi terjadi apabila hujan dengan intensitas tinggi masih terus berlangsung. "Kita berdoa semoga bencana ini tidak terjadi di masa datang dan untuk meminimalisir atau agar tidak ada korban jiwa, diharapkan masyarakat agar selalu berhati-hati atas kemungkinan yang terjadi," kata Zuldafri, Sabtu (25/1).
Zuldafri mewakili Pemkab Tanah Datar mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi perhatian terhadap korban bencana banjir bandang di Padang Laweh Malalo. Selama masa tanggap darurat bencana di Tanah Datar sepekan kemarin, semua pihak seperti BPBD, TNI, Polri, ormas, relawan, dan warga bahu membahu memulihkan keadaan di Malalo. Mereka membersihkan fasilitas umum, rumah korban, dan membantu para korban terdampak bencana.
"Pembersihan lokasi terdampak bencana, normalisasi sungai, survei lokasi, dan penyaluran bantuan kepada pengungsi, dapur umum dan banyak lagi kegiatan lainnya, semoga semua itu menjadi amal ibadah dan dibalas pahala oleh Allah SWT,” ucap Zuldafri.
Wabup Tanah Datar juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang menggelontorkan bantuan buat pemulihan pascabanjir bandang di Malalo. Zuldafri menyebut dana bantuan yang terhimpun di posko bencana sebesar Rp 596.050.500. Rinciannya bantuan uang siap pakai dari BNPB Rp 250 juta, Pemprov Sumbar RP 250 juta, Baznas Sumbar Rp 50 juta, serta bantuan masyarakat Rp 46,05 juta.