CEKNRICEK.COM -- Bagi Anda penikmat kisah Si Doel Anak Sekolahan sejak era 90-an, salah satu pertanyaan klasik yang kerap tak terjawab adalah siapa yang akhirnya dipilih si Doel? Apakah Sarah atau Zaenab? Jawaban dari pertanyaan ini tersaji dalam film Akhir Kisah Cinta Si Doel (2020) yang mulai tayang di bioskop tanah air pada Kamis (23/1).
Sejatinya serial Si Doel Anak Sekolahan sendiri merupakan sinetron berkategori situasi keluarga. Dengan gambaran masyarakat Betawi era saat itu, banyak pesan-pesan yang kerap diselipkan ketimbang hanya sekadar urusan cinta. Namun entah mengapa memang asosiasi penonton selalu tertuju kepada wanita pilihan si Doel yang diperankan Rano Karno itu.
Bahkan saking serunya, tak jarang generasi Y penikmat setia Si Doel ini ibarat membentuk dua kubu yakni tim Sarah (Cornelia Agatha) dan tim Zaenab (Maudy Koesnaedi). Namun layaknya sinetron ala Indonesia yang berakhir tak jelas ujung rimbanya, kadang penonton sendiri bertanya-tanya bagaimana akhir kisah cinta Doel?
Sebelum Si Doel The Movie tayang tahun 2018 lalu, tak jarang pula penonton yang menganggap ending dari serial layar kaca Si Doel adalah ketika Sarah pergi ke Belanda dan Doel hanya bisa menyaksikan kepergian cintanya itu dari bandara. Padahal itu sebenarnya adalah akhir dari musim 4, yang ditayangkan tahun 1998.
Sementara di era 2000-an, sebenarnya masih ada dua musim lagi dari Si Doel Anak Sekolahan, lalu dilanjutkan ke Si Doel Anak Gedongan (2005). Belum cukup disitu, ada lagi FTV Si Doel Anak Pinggiran (2011) yang merupakan kelanjutan dari kisah cinta melelahkan Doel ini.
Mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa serial Si Doel ternyata memiliki banyak seri dan musim, khususnya yang era 2000-an. Maklum saja, karena memang harus diakui Si Doel era 90-an dimana masih ada Babe Sabeni (Benyamin Sueb) memang lebih berkesan ketimbang era 2000-an yang saat itu memang kalah pamor ketimbang sinetron-sinetron lain.
Baiklah untuk mempersingkat cerita dan tanpa menyebarkan spoiler di Akhir Kisah Cinta Si Doel, intinya sebenarnya Doel sudah jelas memilih Sarah yang tertuang di seri era 2000-an. Mereka bahkan menikah dan membentuk perusahaan sendiri (1-0 untuk tim Sarah).
Sayang, sifat Sarah yang mau menang sendiri akhirnya membuat rumah tangga keduanya kandas. Sarah pun meninggalkan Doel ke Belanda. Zaenab sendiri sempat menikah dan keguguran, lalu juga cerai. Akhirnya Doel kembali bersama Zaenab. (1-1 untuk tim Zaenab).
Nah, karena mungkin kisah akhir itu kurang nendang, maka Karnos Film membuat lagi FTV di Si Doel Anak Pinggiran (2011). Sama seperti sinetron era 2000-an, FTV ini juga mungkin tidak begitu diingat (atau bahkan tidak ditonton) oleh para penikmat Si Doel. Baru setelah Si Doel The Movie (2018) keluar, saga cinta Doel berlanjut dan mulai dikenang lagi.
Dalam Si Doel The Movie, dikisahkan ternyata Sarah saat pergi ke Belanda sudah berbadan dua. Anaknya Doel, Abdullah kini juga sudah menginjak usia remaja. Sementara Zaenab sendiri diluar dugaan hamil dan mengandung anak Doel. Hal ini menambah pelik pertanyaan klasik kita, siapa yang akhirnya dipilih Doel?
Jujur saja, penulis review ini kurang begitu suka dengan akhir dari Si Doel The Movie (2018) dan Si Doel The Movie 2 (2019) yang terkesan sengaja dibuat menggantung supaya ada film ketiga (trilogi). Kekhawatiran akan terjadinya ending gantung lagi ala Doel sejati sempat terbersit saat memasuki bagian akhir dari Akhir Kisah Cinta Si Doel ini.
Beruntung ternyata ending dari film ini benar-benar berakhir. Seperti yang dikatakan dalam epilog film, "Setelah 27 tahun saya harus memilih." Karena kalau dibuat menggantung lagi, film ini akan terkesan seperti lirik pembuka dari OST Doel, "Ketinggalan Zaman"!
Kemasan yang Pas, Meski Terkesan Repetisi
Penulis sendiri cukup menyukai bagaimana Rano Karno mengemas akhir dari saga cinta Doel ini. Bagi salah satu kubu pendukung antara dua wanita itu mungkin akan merasa senang karena Doel akhirnya menjatuhkan pilihan kepada salah satu wanita. Namun di sisi lain, pilihan ini juga merupakan yang terbaik untuk ketiga belah pihak (Doel, Sarah, Zaenab).
Untuk aksi peran dari para pemeran, rasanya tidak perlu diragukan lagi. Mungkin seperti yang pernah disampaikan para pemeran dalam sebuah acara talkshow, memerankan karakter dalam Doel adalah yang termudah dalam karier mereka, mengingat mereka sudah mendarah daging dengan karakter masing-masing.
Chemistry antar pemain khususnya yang memang pemeran langganan dari serial Si Doel sejak 90-an sudah tidak perlu diragukan lagi. Mereka seperti tinggal melakukan apa yang pernah mereka lakukan, dan melakukan apa yang sudah seharusnya mereka lakukan.
Terkesan repetisi memang, apalagi sekarang mereka sebenarnya sudah berhadapan dengan generasi penonton yang berbeda. Belum lagi kondisi fisik yang sudah tak seperti dulu lagi (mohon maaf). Kecuali Maudy yang sepertinya tak pernah berubah sejak 90-an hingga saat ini.
Cuma ya begitulah memang kisah Si Doel ini. Ditambah dengan lelucon-lelucon khas Betawi milik Haji Mandra yang rasanya masih cukup menghibur.
Justru kehadiran para pemeran tambahan seperti Abdullah alias Dul Jr (Rey Bong) juga Gadis (Wizzy) cukup menambah segar kisah cinta klasik nan ruwet dari Doel ini. Kehadiran Gadis sendiri cukup menghadirkan twist, yang nampaknya bisa menjadi potensi spin-off dari serial Doel ini.
Baca Juga: Iwan Fals, Slank dan Armada Ramaikan Konser "Akhir Kisah Cinta Si Doel"
Dari aspek sinematografi, sedikit mengingatkan kita dengan cara permainan kamera menggambarkan situasi Jakarta seperti layaknya di serial 90-an. Bagaimana penggambaran kondisi Jakarta, layaknya memang selalu menjadi ciri khas dari film ini. Cukup tergelitik mengingat jika di era 90-an mungkin belum ada gedung-gedung dan infrastruktur transportasi seperti saat ini.
Pada akhirnya, film ini layak ditonton khususnya untuk yang ingin mengetahui akhir dari saga cinta Si Doel. Bagi yang tidak mengikuti 27 tahun perjalanan Doel dari layar kaca ke layar lebar, mungkin tidak terlalu tertarik dengan film ini. Lantas siapa yang akan dipilih Doel?
BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Informasi Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini