Ahad 26 Jan 2020 10:09 WIB

Sebanyak 18.636 Warga Kabupaten Bandung Terdampak Banjir

Curah hujan tinggi selama 3 hari beruntun jadi salah satu penyebab banjir.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Endro Yuwanto
Sejumlah warga menggunakan rakit melintasi genangan banjir di Kampung Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jumat (24/1).
Foto: Abdan Syakura
Sejumlah warga menggunakan rakit melintasi genangan banjir di Kampung Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jumat (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Curah hujan yang tinggi selama tiga hari beruntun menjadi salah satu faktor penyebab banjir di lima kecamatan di Kabupaten Bandung. Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Supriyatno, kecamatan yang terkena banjir tersebut adalah Bojongsoang, Dayeuhkolot, Baleendah, Rancaekek, dan Majalaya.

"Banjir disebabkan karena tiga hari berturut-turut curah hujan di wilayah tersebut 551 mm per hari. Ini yang menyebabkan banjir, dan (ketinggian) banjir variasi dari 10 sentimeter hingga 1,6 meter," ujar Supriyatno kepada wartawan akhir pekan ini.

Berdasarkan data BPBD Jabar, 3.744 rumah, empat sekolah, dan 17 rumah ibadah, terendam. Sebanyak 77 KK atau 225 jiwa mengungsi, dan 5.640 KK atau 18.636 jiwa terdampak banjir.

Menurut Supriyatno, BPBD berkoordinasi dengan semua stakeholder untuk bahu-membahu dalam penanganan bencana banjir kali ini. Mulai dari komunitas kebencanaan dan kemanusiaan, sampai pihak swasta. "Penanganan kebencanaan ini urusan bersama. Saya berharap kepada semua stakeholder terutama relawan, media, ada dari pemerintah, dan swasta sudah harmoni dan bersinergi. Mudah-mudahan bencana tidak berulang dan tidak ada lagi," harapnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, kata Supriyatno, bersama BPBD Jabar dan Dinas Sumber Daya Air (DSDA) memberikan sejumlah bantuan logistik untuk penanganan banjir dan pengungsi. "Pak Gubernur (Ridwan Kamil) tidak bisa hadir dan memerintahkan kepada saya untuk mewakilkan memberikan langsung kepada warga. Ada beberapa bantuan  untuk bisa memenuhi kebutuhan warga yang terdampak," jelas dia.

Supriyatno mengatakan, kehadiran Terowongan Nanjung sebenarnya dapat membuat genangan air cepat surut. Namun, arus Sungai Citarum di Kabupten Bandung menuju terowongan tersebut sedikit tersendat karena endapan lumpur. "Kementerian PUPR, khususnya BBWS Citarum, untuk memperhatikan sedimentasi yang ada di alur Baleendah dan Curug Jompong. Karena air dari Kertasari yang masuk ke Sungai Citarum itu membawa lumpur, sehingga mempercepat perdangkalan di jalur," paparnya.

Sementara, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Pemprov Jabar, dan pemerintah pusat akan membangun sejumlah infrastruktur pengendali banjir. Salah satunya adalah Flood Way Cisangkuy.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement