REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai penerbangan Garuda Indonesia meningkatan upaya antisipatif dan kewaspadaan atas merebaknya penyebaran virus corona. Upaya antisipatif penyebaran virus dilakukan terhadap sejumlah rute penerbangan Internasional yang rawan atas penyebaran virus tersebut.
"Kami telah meningkatkan pengawasan terhadap sejumlah layanan penerbangan yang beroperasi bekerja sama dengan otoritas kesehatan dan layanan kebandarudaraan setempat," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (25/1) lalu.
Irfan mengatakan, peningkatan kewaspadaan dilakukan dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan penerbangan serta kenyamanan perjalanan udara seluruh penumpang. Dia melanjutkan, Garuda turut meningkatkan pengawasan bersama otoritas bandara setempat, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Indonesia khususnya di terminal kedatangan internasional.
Irfan mengatakan, Garuda mematuhi seluruh kebijakan regulator terkait upaya pencegahan virus tersebut. Salah satunya dilakukan melalui kebijakan menyampaikan dokumen kesehatan berupa general declaration of health dan manifes penumpang kepada petugas kesehatan di pos kesehatan KKP terminal penerbangan internasional sesaat setelah mendarat untuk flight yang melayani penerbangan langsung maupun transit khususnya dari China dan Hong Kong.
Irfan mengimbau para penumpang untuk tetap tenang, meningkatkan kewaspadaan serta memahami tatalaksana pencegahan penyebaran virus tersebut. Dia mengatakan, hal itu dilakukan dengan mengedepankan aspek kebersihan diri dan memastikan kondisi kesehatan dalam keadaan fit sebelum melakukan perjalanan.
"Dapat kami sampaikan bahwa Garuda Indonesia tidak memiliki rute penerbangan dari dan menuju Wuhan", tambah Irfan.
Seperti diketahui, Pemerintah Cina mengisolasi kota Wuhan sebagai daerah yang diduga sebagai asal atau pusat penyebaran virus corona. Ini mengingat bahwa virus telah menginveksi sekitar 600 warga serta menewaskan 17 orang di dalam kota yang berpopulasi 11 juta penduduk tersebut.
Beberapa ilmuwan menduga virus mirip SARS yang baru ditemukan di China berasal dari ular. Kuman yang dimaksud, dijuluki 2019-nCoV untuk saat ini adalah jenis corona virus.
penelitian terkait virus corona jenis baru ini dilakukan para peneliti di China. Penelitian memang dilakukan para ilmuwan bekerja sama dengan pemerintah China untuk mengetahui penyebab virus baru tersebut muncul.
Studi yang baru diterbitkan di dalam Journal of Medical Virology, Rabu (22/1), ini melihat bahwa kode genetik 2019-nCoV menjangkiti korban yang berkunjung ke pasar. Ketika kasus pertama pada Desember 2019 tersebut muncul di wilayah Wuhan, China, dokter mencurigai virus menyebar melalui hewan.
Virus ini juga telah dilaporkan di kota-kota besar lainnya termasuk Beijing, Shanghai dan Hong Kong dan Singapura. Virus dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui transmisi pernapasan.
Pemerintah Indonesia juga terus memperketat pengawasan terhadap para penumpang pesawat baik WNI maupun WNA yang tiba dari China. Hal tersebut dilakukan dengan memasang pemindai suhu tubuh di Bandara Soekarno-Hatta.