REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deretan aksi tidak terduga hadir di film Hong Kong 'Enter the Fat Dragon'. Penonton akan menyimak adegan laga bertubi-tubi sepanjang 96 menit durasi, namun dalam balutan komedi.
Koreografi laga yang atraktif dan bervariasi cukup mengesankan. Akan tetapi, dalam kondisi paling genting sekalipun, ada saja gerakan bertarung maupun ekspresi pemeran yang memicu tawa dalam bioskop.
Film dimulai dengan narasi sosok Fallon Chu (Donnie Yen) yang berprofesi sebagai anggota kepolisian Hong Kong. Dia merenungkan sebuah filosofi kehidupan yang berkaitan dengan perjalanan takdirnya.
Gambaran awal sosok itu hampir sempurna. Tubuhnya fit, kehidupan yang mapan, dan hampir menikah dengan kekasihnya, Chloe (Niki Chow). Suatu insiden membuat kondisi Fallon berubah, baik fisik, karier, dan romansa.
Perjuangan Fallon melewati itu semua menarik disimak. Sutradara Wong Jing dan Kenji Tanigaki berhasil membuat penonton terpikat kepada Fallon. Pemirsa juga dibuat geregetan dengan perilaku dan pilihan sikap tokoh itu.
Di tengah cerita, tokoh Fallon mendapat misi khusus ke Jepang. Situasi gegar budaya Fallon di Jepang menjadi kelucuan tersendiri, baik dalam segi kendala bahasa atau adaptasi dengan kebiasaan warga negeri sakura.
Penulis skenario Wong Jing patut mendapat apresiasi atas humor menghibur tersebut. Memang di beberapa bagian ada aspek komedi yang terkesan kasar serta sarkastis, tetapi secara keseluruhan film menyenangkan disimak.
Film 17 tahun ke atas ini melontarkan kritik terhadap penegakan hukum dan oknum polisi yang korup. Pada film-film yang dia produseri, termasuk 'Enter the Fat Dragon', Donnie Yen kerap menyematkan isu serupa.
Pada cerita, penyelesaian konflik terkait hal tersebut justru tidak ditampakkan dengan gamblang sehingga ujung film masih buram. Meski demikian, film tetap cocok disimak penyuka laga komedi di masa liburan Imlek.