Senin 27 Jan 2020 12:57 WIB

Cegah Virus Corona, Pemerintah Perketat Pengawasan Bandara

Pemerintah telah memperketat pengawasan di berbagai bandara.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
 Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.
Foto: chinatopix via AP
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merebaknya virus corona yang muncul pertama kali di Wuhan, Cina, membuat masyarakat di berbagai belahan dunia khawatir, termasuk masyarakat Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menyebut pemerintah telah memperketat pengawasan di berbagai bandara untuk mencegah masuknya virus corona di Indonesia.

"Sebagai langkah preventif, pemerintah telah memperketat pengawasan di bandara untuk mendeteksi dan memantau penumpang yang datang, terutama dari negara-negara yang diperkirakan telah mengonfirmasi kehadiran virus baru ini," ujar Jokowi melalui media sosial Instagram-nya, Senin (27/1).

Pemerintah pun telah mengaktifkan 135 thermo scanner di 135 pintu masuk negara baik di darat, laut, maupun udara. Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan 100 rumah sakit rujukan dengan fasilitas ruang isolasi terhadap pasien dengan gejala penyakit di paru-paru dan saluran pernapasan lain.

"Seperti RSPI Sulianti Saroso di Jakarta dan rumah sakit-rumah sakit lain di Jakarta dan berbagai daerah," katanya.

Jokowi mengatakan, tak sedikit negara di kawasan Asia Tenggara yang telah mengonfirmasi masuknya virus corona ini. Namun, ia menegaskan belum ada indikasi menyebarnya virus baru ini di Indonesia.

Presiden pun menginstruksikan masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati. Ia juga telah memerintahkan menteri kesehatan untuk mengantisipasi dan meningkatkan kesiapsiagaan mengatasi penyebaran virus yang belum ditemukan obatnya ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement