REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta maaf karena negaranya terlibat dalam Holocaust atau pembantaian Yahudi selama Perang Dunia II. Ia menjadi perdana menteri Belanda pertama yang membuat permintaan maaf resmi semacam itu.
"Dengan para penyintas yang tersisa di antara kita, saya meminta maaf atas nama pemerintah atas tindakan pemerintah (Belanda) saat itu," kata Rutte dalam acara peringatan 75 tahun pembebasan kamp Auschwitz pada Ahad (26/1).
Rutte mengisyaratkan bahwa permintaan maaf memang perlu dilakukan. "Saya melakukannya, menyadari bahwa tidak ada kata yang dapat menggambarkan sesuatu yang begitu besar dan mengerikan seperti Holocaust," ujarnya.
Holocaust diduga menyebabkan enam juta warga Yahudi terbunuh selama Perang Dunia II. Sekitar 102 ribu di antaranya berasal dari Belanda. "Kami bertanya pada diri sendiri bagaimana ini bisa terjadi?" kata Rutte.
"Secara keseluruhan, kami melakukan terlalu sedikit. Tak cukup perlindungan, tak cukup bantuan, tak cukup pengakuan," ujar Rutte.
Sebelumnya Pemerintah Belanda pernah meminta maaf kepada para penyintas Holocaust. Akan tetapi Belanda berupaya menghindar untuk mengecam keterlibatannya dalam penganiayaan dan persekusi terhadap orang-orang Yahudi selama Perang Dunia II.