REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Permintaan untuk membawa mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton untuk bersaksi di sidang pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin meningkat. Permintaan meningkat terutama setelah muncul laporan tentang manuskrip buku yang sedang Bolton tulis.
Isi buku tersebut dinilai dapat mematahkan pertahanan tim pengacara Trump dalam sidang yang digelar di senat. Dalam buku tersebut Bolton menulis Trump memintanya untuk menahan bantuan militer untuk Ukraina senilai ratusan juta dolar AS.
Penahanan dana dilakukan setidaknya sampai negara itu bersedia untuk membantunya menyelidiki kandidat calon presiden dari partai Demokrat Joe Biden. Tim pengacara Trump berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Mereka menyatakan tujuan presiden menahan bantuan militer tidak ada hubungannya dengan permintaan Trump kepada Ukraina untuk menyelidiki Biden dan putranya, Hunter. Manuskrip buku itu memberikan Partai Demokrat bahan bakar untuk meminta Bolton dan pejabat-pejabat Gedung Putih lainnya bersaksi di persidangan.