REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Progres pembangunan Al-Markaz Al-Islami atau Islamic Center di Desa Tinggede Selatan, Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, telah mencapai 70 persen.
Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, KH Abdullah Jaidi, optimistis pembangunan Islamic Center Sigi Sulteng itu bisa diresmikan pada April mendatang.
"Insya Allah, pada pertengahan Maret atau awal April, pembangunan itu sudah bisa diresmikan Ketum MUI Kiai Ma'ruf Amin sekaligus juga Wakil Presiden karena beliau yang meletakkan batu pertama juga di sana sebagai ketum MUI saat itu," ujar dia kepada Republika.co.id, Senin (27/1).
Kiai Jaidi menjelaskan, Islamic Center yang dibangun dengan dana bantuan dari Taipei Economic and Trade Office senilai lebih dari Rp 7 miliar itu dibangun sebagai area dakwah, pendidikan dan sosial. "Insya Allah dengan bantuan dari pihak Taiwan untuk membantu melanjutkan bisa membantu," ujar dia.
Di area seluas 1,1 hektare itu, papar Jaidi, akan dibangun 40 rumah yang diprioritaskan untuk para dai atau ustaz yang tidak memiliki rumah karena terdampak bencana tsunami dan gempa Palu pada September 2018 lalu. Saat ini yang sudah dibangun baru 20 rumah, gedung MUI Sulteng, dan masjid.
"Baru tiga lokal, tiga sub. Yang harus diteruskan adalah pembangunan 20 rumah, madrasah PAUD, dan klinik. Jadi area ini memang menjadi sarana dakwah, pendidikan dan kesehatan," kata dia yang juga Ketua Dewan Syuro Al-Irsyad Al-Islamiyyah ini.
Jaidi berharap para dai nanti memakmurkan area itu secara maksimal untuk sarana dakwah, pendidikan, dan sosial sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Untuk pengembangan, dia menyebut MUI Palu juga sudah membeli tanah di bagian depan dan samping area Islamic Center yang menuju akses jalan besar.
Pengembangan Islamic Center MUI Sulteng ini diyakini akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat sekitar.
Sebab, di sekitar area telah banyak dibangun perumahan oleh pengembang. Dengan begitu, keberadaan Islamic Center bisa menjadi nilai tambah untuk kegiatan masyarakat, baik dakwah, pendidikan dan sosial.
"Jadi persisnya tempat itu akan menjadi pusat pendidikan, dakwah dan sosial yang pengembanngannya sangat bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Fokusnya bagaimana mengembalikan mental masyarakat di sana sehingga bisa kembali hidup mandiri," tutur dia.
Islamic Centre di Sigi dibangun atas kerjasama Majelis Ulama Indonesia dengan Taiwan, untuk pemulihan pascabencana gempa dan liquefaksi 28 September 2018.
Lewat kerjasama itu, Taiwan memberikan bantuan kemanusiaan untuk pemulihan pascabencana senilai Rp 7 miliar lebih.