REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tim hukum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan serangan dalam sidang pemakzulan terhadapnya, walaupun ada naskah buku John Bolton yang menepis pertahanan mereka.
Dalam naskah bukunya mantan penasihat keamanan Gedung Putih Bolton menulis Trump ingin menahan bantuan militer untuk Ukraina sampai negara itu membantunya menyelidiki kandidat calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden. Pernyataan itu penting karena Trump dan tim pengacaranya berulang kali mengatakan tidak pernah mengkaitkan penangguhan bantuan militer dengan penyelidikan Biden. Naskah itu menghilangkan harapan Gedung Putih proses sidang pemakzulan dapat segera berakhir.
Sebab, Partai Demokrat mendesak adanya saksi tambahan dan beberapa anggota Partai Republik juga terbuka dengan gagasan tersebut. Naskah itu juga mendistraksi argumen pengacara-pengacara Trump selama berjam-jam pada Senin (27/1) lalu.
Mereka berpendapat tidak ada kesaksian yang mengatahui secara langsung penangguhan bantuan tergantung pada penyelidikan terhadap Demokrat. Bolton tampaknya siap mengatakan hal itu bila dipanggil Senat.