Selasa 28 Jan 2020 17:39 WIB

Kajian Lanud ATS untuk Komersialisasi Diserahkan

Komersialisasi Lanud ATS masih membutuhkan proses yang panjang.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Indira Rezkisari
Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin mengatakan komersialisasi Lanud ATS akan mendukung peningkatan wisawatan ke Kabupaten Bogor.
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin mengatakan komersialisasi Lanud ATS akan mendukung peningkatan wisawatan ke Kabupaten Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan melaporkan hasil kajian usulan untuk mengkomersilkan Landasan Udara (Lanud) Atang Senjaya (ATS) ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar). Dengan demikian, komersialisasi Lanjut ATS dapat segera ditindaklanjuti ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menjadi bandara komersil.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah menjelaskan kajian Lanud ATS untuk komersil telah selesai dikerjakan. "Sebenarnya kajian ini adalah saran dari Jawa Barat, sekarang kita sudah selesai dan akan lapor kembali bahwa kita sudah selesai. Kita berharap surat Gubernur (Jabar) untuk menindaklanjuti surat ke Kemenhub," kata Syarifah usai melakukan rapat koordinasi usulan Lanud ATS menjadi bandara komersil, di Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (28/1).

Baca Juga

Syarifah menuturkan, Pemprov Jabar memendukung Kabupaten Bogor untuk melakukan pengembangan aksesibilitas moda transportasi termasuk Lanud ATS untuk dikomersialkan. Dia mengatakan, langkah tersebut juga dapat mempercepat pembangunan di Kabupaten Bogor.

Syarifah menjelaskan Lanud ATS juga lebih memadai untuk dikomersilkan dibanding membuat bandara baru. Secara pembiayaan, sambung Syarifah, Lanud ATS telah siap untuk dikomersilkan dan dipergunakan masyarakat luas.

"Landasan sudah ada, secara teknis sudah siap hanya tinggal memperpanjang run away. Kalau dari teknis ini sudah mendukung artinya kita akan lebih mudah (untuk dikomersilkan)," tuturnya.

Dia menjelaskan, mengkomersilkan Lanud ATS juga sejalan dengan perencanaan Kabupaten Bogor yang ingin mengembangkan kawasan Geopark Pongkor, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor yang telah mendapat geopark nasional. Belum lagi, sambung dia, banyaknya mahasiswa IPB University yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

"Ditambah ada BORR dan tol Antasari, Depok. Artinya kita sudah lebih siap dari infrastruktur," ucapnya.

Selain itu, Syarifah menjelaskan, berdasarkan data Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) sekitar 2,2 juta masyarakat yang berasal dari Kabupaten, Kota Bogor, Suka Bumi dan Cianjur menggunakan DAMRI sebagai modal transportasi menuju Bandara Soekarno-Hatta. Artinya, kata Syarifah, mengkomersilkan Lanud ATS memiliki potensi secara ekonomi yang sangat besar.

"Kita pun menghitung dari jarak tempuh kalau nantinya jadi, itu menghemat waktu tempuh sekitar 1 jam dibanding ke Soehatta. Intinya keuntungan akan banyak, keuntungan untuk ekonomi masyarakat kabupaten bogor, konsumen, dan ATS sendiri," katanya.

Berdasarkan kajian yang dilakukan IPB University, Syarifah menuturkan, desain Lanud ATS untuk komersil telah disesuaikan dengan standar yang ditetapkan Kemenhub. Dia pun menjelaskan, setidaknya terdapat tujuh aspek yang harus dipenuhi diantaranya operasional dan teknisnya.

"7 aspek itu sebagai persyaratan sudah ada. nanti kita bawa. Kita hanya mengusulkan saja ini loh potensinya. Kalau perpanjangan runway kita nanti bekerja sama dengan ATS," katanya.

Terkait realisasi, Syarifah menjelaskan belum dapat memperkirakan. Dia menjelaskan, mengkomersilkan Lanud ATS masih membutuhkan proses yang panjang. Terpenting, dia menegaskan, Lanud ATS dapat dimanfaatkan masyarakat luas.

"Kita tidak bisa menghitung proses tapi kita ingin mulai dari langkah-langkah yang kecil," katanya.

Komandan Wing Udara 4 Lanud ATS, Kolonel Pnb A. F. Picaulima menyatakan pihaknya mendukung upaya Pemkab Bogor untuk mengkomersilkan Lanud ATS. Jika Lanud ATS, kata Picaulima, banyak pihak yang akan mendapatkan dampak positif.

"Banyak dampak positifnya bila ATS dapat digunakan menjadi bandara yang bisa digunakan masyarakat," kata Picaulima.

Dari segi militer, Picaulima menjelaskan, gelar pasukan akan lebih mudah dilakukan. Selain itu, dia menjelaskan perekonomian sekitar juga akan tumbuh dan meningkat.

Picaulima menjelaskan, Lanud ATS memiliki landasan sepanjang 1.500 meter. Dia pun menjelaskan, berdasarkan kajian dari IPB University panjang tersebut masih dapat dikembangkan 700 meter lagi.

"Artinya nanti 2.200 meter. Pesawat saat ini seperti ATR-72, Bombardir itu dengan kapasitas 40-45 unit sudah cukup dengan 1.500 meter," kata dia.

Jika ATS menjadi komersil, dia menjelaskan, lapangan sekitar Lanud ATS yang saat ini masih berupa rumput akan diaspal. Dia berharap, komersialisasi Lanud ATS dapat berlangsung dengan cepat sehingga masayarakat dapat turut merasakan.

"Selain itu kehidupan ekonomi masyarakat pasti berkembang, tapi tentu harus didukung dengan sistem transportasi dan sebagainya," ujarnya.

Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin menjelaskan, dengan mengkomersilkan Lanud ATS dapat juga mendukung peningkatan kunjugan wisatawan ke Kabupaten Bogor. Selain itu, dia menilai, perubahan status dari Landasan Udara Atangsenjaya ke Bandara komersil tidak memakan banyak biaya.

“Tinggal landasan pacunya saja ditambah. Jadi secara fisik sudah siap, tidak perlu pembebasan tanah, tidak perlu membangun landasan lagi. Saya pikir ini biayanya lebih murah, dengan memanfaatkan bandara ini," ucap Ade.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement