Selasa 28 Jan 2020 19:34 WIB

Gara-Gara Corona, Wisatawan China ke Bali Turun 3.000 Orang

Sejauh ini tidak terdeteksi virus corona masuk ke Bali.

Red: Ani Nursalikah
Gara-Gara Corona, Wisatawan China ke Bali Turun 3.000 Orang. Wisatawan menyusuri anak tangga di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Klungkung, Bali.
Foto: FIKRI YUSUF/ANTARA FOTO
Gara-Gara Corona, Wisatawan China ke Bali Turun 3.000 Orang. Wisatawan menyusuri anak tangga di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Klungkung, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan kasus virus corona yang terjadi di Wuhan, China berdampak pada kunjungan wisatawan China ke Bali. Terdapat penurunan wisatawan hingga 3.000 pengunjung.

"Saya harap ini tidak berlangsung lama dan semoga Pemerintah China bisa menuntaskan masalah ini hingga kunjungan wisatawan kembali normal," kata Wayan Koster dalam Rapat Pimpinan BNN di Denpasar, Selasa (28/1).

Baca Juga

Ia mengatakan saat ini Bali sudah dalam posisi siaga baik dengan kesiapan alat pendeteksi di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan pelabuhan. Sejauh ini tidak terdeteksi virus corona masuk ke Bali.

Menurutnya, pariwisata ini sangat sensitif, baik itu sensitif dari segi keamanan maupun sensitif juga dari isu-isu yang mengkhawatirkan para wisatawan. Salah satunya, muncul soal virus corona yang membuat pariwisata terganggu.

"Jadi bulan ini saja itu penurunannya itu mencapai 3.000 lebih wisatawan yang dari China. Kami tentu terus berupaya mencegah sehingga tidak berpengaruh terhadap kunjungan dari negara-negara lainnya ke Bali," ucap Koster.

Ia menambahkan Bali sangat bergantung pada kondisi pariwisata yang dapat mempengaruhi struktur ekonomi masyarakat. Dalam sambutannya, Koster mengatakan lebih dari 50 persen perekonomian di Bali disumbang oleh Pariwisata. Selain itu, Bali juga menjadi penyumbang pintu masuk terbesar wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Hampir 39 persen wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia masuk dari Bali.

"Hanya pariwisata sumber ekonomi bagi masyarakat karena Bali tidak punya minyak, batu bara, emas, jadi hanya punya budaya dan menjadi daya tarik wisatawan di Indonesia serta masyarakat dunia untuk berkunjung ke Bali sehingga pertumbuhan pariwisata di Bali ini menjadi kekuatan ekonomi masyarakat Bali," ucap Koster.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement