REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump meluncurkan rencana perdamaian atas konflik Israel-Palestina yang sering tertunda, pada Selasa (28/1) waktu setempat. Dia menyebut proposal rencana tersebut berbeda dari sebelumnya.
"Itu proposal paling detail yang pernah diajukan sejauh ini," kata Trump di Gedung Putih tempat dia menjadi tuan rumah bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dilansir Anadolu Agency, Rabu (29/1).
Trump mengatakan masalah yang kompleks tentu membutuhkan solusi yang berbasis pada fakta. "Itulah sebabnya proposal kami memberikan solusi taktis yang tepat untuk membuat orang Israel, Palestina, dan kawasan lebih aman dan lebih makmur," tutur dia.
Dalam rincian rencana Trump tersebut, Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Israel yang tidak terbagi. Ini akan membuat ketegangan karena keputusannya untuk mengakui kota yang diperebutkan sebagai wilayah Israel pada Desember 2017.