Rabu 29 Jan 2020 06:48 WIB

Trump: Rencana Perdamaian AS Makmurkan Israel dan Palestina

Donald Trump menyebut rencana perdamaian akan memakmurkan Israel dan Palestina

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Christiyaningsih
Donald Trump Trump menyebut rencana perdamaian akan memakmurkan Israel dan Palestina. Ilustrasi.
Foto: AP
Donald Trump Trump menyebut rencana perdamaian akan memakmurkan Israel dan Palestina. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump meluncurkan rencana perdamaian atas konflik Israel-Palestina yang sering tertunda, pada Selasa (28/1) waktu setempat. Dia menyebut proposal rencana tersebut berbeda dari sebelumnya.

"Itu proposal paling detail yang pernah diajukan sejauh ini," kata Trump di Gedung Putih tempat dia menjadi tuan rumah bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dilansir Anadolu Agency, Rabu (29/1).

Baca Juga

Trump mengatakan masalah yang kompleks tentu membutuhkan solusi yang berbasis pada fakta. "Itulah sebabnya proposal kami memberikan solusi taktis yang tepat untuk membuat orang Israel, Palestina, dan kawasan lebih aman dan lebih makmur," tutur dia.

Dalam rincian rencana Trump tersebut, Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Israel yang tidak terbagi. Ini akan membuat ketegangan karena keputusannya untuk mengakui kota yang diperebutkan sebagai wilayah Israel pada Desember 2017.

"Di bawah visi ini, Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Israel yang tidak terbagi. Tapi itu bukan masalah besar, karena aku sudah melakukan itu untuk kalian," ucap Trump yang membuat tertawa hadirin pro-Israel yang berkumpul.

Trump juga telah memberi pengarahan kepada Netanyahu dan pemimpin oposisi Israel Benny Gantz tentang rencana perdamaian setebal 180 halaman, yang dipelopori oleh menantunya dan penasihat khusus Jared Kushner, di Gedung Putih pada Senin.

Namun Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan tegas menolak permintaan Trump untuk melakukan panggilan telepon. Abbas mengumumkan dalam beberapa kesempatan tentang penolakannya terhadap rencana AS karena tidak membahas masalah Yerusalem, pengungsi, dan perbatasan.

Menjelang peluncuran resmi, para pejabat Palestina menolaknya dengan tangan kosong. Mereka mengatakan rencana apa pun yang tidak menyebut Israel sebagai "kekuatan pendudukan" akan menjadi "penipuan abad ini".

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement