Rabu 29 Jan 2020 07:17 WIB

Hati-Hati Terapkan Pasar Halal di Beringharjo

Pasar adalah untuk semua orang tanpa melihat agama dan keyakinan

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Christiyaningsih
Wisatawan memadati Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Hati-hati terapkan pasar halal di Beringharjo. Ilustrasi.
Foto: Republika/ Wihdan
Wisatawan memadati Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Hati-hati terapkan pasar halal di Beringharjo. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Seksi Penataan Lahan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Yogyakarta, Evi Wahyuni, mengatakan pihaknya mendukung diwujudkannya konsep pasar halal di Pasar Beringharjo. Akan tetapi, ia menyarankan untuk berhati-hati dalam mengangkat Beringharjo menuju pasar halal.

"Pasar ini untuk semua orang tanpa melihat agama dan keyakinan. Untuk istilah halal coba dipertimbangkan lagi. Kita tujuannya di situ, tapi untuk muslimnya diletakkan di belakang, jangan dikedepankan. Jangan sampai Beringharjo image-nya untuk agama tertentu," katanya.

Baca Juga

Ia pun menyebut, Pemkot Yogyakarta sudah menerapkan konsep pasar halal berdasarkan aturan yang berlaku. Bahkan, pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi dan pembinaan terkait pasar halal ini di tiap pasar yang ada di Yogyakarta,

"Dari dulu sebenarnya sudah menerapkan konsep halal. Semua daging yang masuk pasar harus ada sertifikatnya. Kita monitoring, ada petugas jaga dini hari, jadi daging yang masuk dipertanyakan sertifikatnya," ujar Evi.

Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY bersama Halal Club Yogyakarta (HCY) menginisiasi Beringharjo menjadi pasar halal. Sekretaris Umum (Sekum) MES DIY, MB Hendrianto, mengatakan rencana mewujudkan Beringharjo menuju pasar halal ini berasal dari keinginan pelaku usaha yang ada. Pelaku usaha tersebut, katanya, menginginkan Beringharjo dijalankan secara halal.

"Tren halal itu menjadi tren global. Sehingga mereka yakin dengan halal itu segalanya menjadi lebih baik. Dari segi ekonomi juga begitu," katanya kepada Republika di Bank Indonesia (BI) DIY, Yogyakarta, Selasa (28/1).

Menurutnya konsep halal ini sangat tepat untuk diterapkan di DIY, khususnya di Beringharjo. Sebab, identitas kultural DIY identik dengan Kesultanan.

"Yogya adalah Kesultanan yang otomatis semuanya halal. Seharusnya ada jaminan dari pemerintah. Halal ini juga terkait dengan brand. Konsumen jadi lebih secure. Sebagai destinasi utama, Yogya itu wajib (menerapkan konsep halal)," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement