REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- National Olympic Commitee (NOC) atau Komite Olimpiade Indonesia (KOI) berharap tidak ada kekhawatiran berlebihan soal wabah virus corona dan ajang Olimpiade 2020 Tokyo.
Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari mengatakan, belum mendapat peringatan apapun dari International Olympic Committee (IOC) yang menghubungkannya dengan Olimpiade Tokyo. Meski, ajang olahraga terbesar di dunia itu akan digelar 24 Juli hingga 9 Agustus mendatang.
"Sampai hari ini kami belum menerima peringatan apapun dari IOC. Artinya, kekhawatiran itu ada tapi jangan berlebihan. Tapi kalau dikembalikan ke NOC, kami harus mengutamakan keselamatan atlet," kata Okto, panggilan akrabnya, Rabu (29/1).
Wabah virus corona sudah mempengaruhi beberapa ajang olahraga. Misalnya, Kejuaraan Asia dan Kejuaraan Dunia Atletik yang dilangsungkan Februari-Maret, dibatalkan oleh Asosiasi Atletik Asia (AAA).
Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) dalam akun Instagram resminya mengumumkan batalnya pemberangkatan atlet ke China. Para atlet direncanakan mengikuti 9th Asian Indoor Championships, 12-13 Februari, di Hangzhou dan World Athletics Indoor Tour di Nanjing, 13-15 Maret.
Kualifikasi tinju Olimpiade 2020 yang sebelumnya akan digelar di Wuhan pun dipindahkan ke Amman, Yordania, karena wabah tersebut. Selain itu, Komite Eksekutif Badminton Asia Federation, Bambang Roedyanto dalam akun Twitter-nya menyebut kemungkinan Olimpiade 2020 akan ditunda karena virus corona.
"Akhir Februari ada lomba marathon di Tokyo. Bisa di-cancel kalau korban corona virus bertambah. Yang kami khawatirkan adalah olympic. Kalau sampai April belum selesai, chance OG (Olympic Games) diundur bisa terjadi. Bayangkan jutaan orang semua kumpul di Tokyo demi OG," tulis Bambang.