REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Hal itu diungkapkan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana perdamaian Timur Tengah-nya pada Selasa (28/1).
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Joseph Borrell mengatakan posisi Uni Eropa terkait solusi dua negara Israel-Palestina telah mapan. Menurut dia, solusi dua negara harus muncul dari proses negosiasi dengan memperhitungkan aspirasi sah warga Palestina maupun Israel. "Dengan menghormati semua resolusi PBB yang relevan dan parameter yang disepakati secara internasional," ujarnya, dikutip laman kantor berita Palestina WAFA.
Borrell mengatakan Uni Eropa siap bekerja untuk dimulainya kembali perundingan yang bermakna antara Israel dan Palestina. Hal itu guna menyelesaikan semua masalah status permanen dan terciptanya perdamaian yang adil dan abadi.
Dia mendesak Israel dan Palestina menunjukkan melalui kebijakan serta tindakan, termasuk komitmen tulus terhadap solusi dua negara. "Ini satu-satunya cara realistis untuk mengakhiri konflik," kata Borrell.
Kemudian terkait rencana perdamaian yang dirilis Trump, Borrell mengatakan Uni Eropa akan mempelajarinya. Dalam rencana perdamaian Timur Tengah, Trump tetap memutuskan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel yang tak terbagi. Dia pun mengakui pendudukan Israel atas sebagian wilayah Tepi Barat dan Lembah Yordan.
Sementara untuk Palestina, Trump mengusulkan Abu Dis sebagai ibu kota negara. Abu Dis adalah sebuah kota yang berada di Yerusalem Timur. Terkait hal itu, Trump menetapkan lini waktu selama empat tahun bagi Israel dan Palestina untuk menyetujui pengaturan keamanan.
Trump mengatakan dalam 10 tahun ke depan akan ada 1 juta pekerjaan baru bagi warga Palestina. Selain itu, investasi sebesar 50 miliar dolar AS akan ditanamkan di Palestina. Hal itu bertujuan membantu perekonomian Palestina.
Detail rencana itu tentu banyak mengabaikan tuntutan Palestina dan mengabulkan sebagian besar permintaan Israel. Palestina diketahui telah berulang kali menegaskan bahwa mereka hendak menjadi negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Palestina pun kerap menyatakan hal tersebut tak dapat ditawar.
Kemudian perihal solusi ekonomi, Palestina pun menolaknya. Menurutnya, solusi politik lebih dibutuhkan dalam menyelesaikan pertikaian dengan Israel.