REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Debit air Sungai Batanghari dalam sepekan terakhir meningkat. Akibatnya belasan desa di Kabupaten Batanghari terendam banjir.
"Ada 16 desa yang terkena dampak, tersebar di enam kecamatan," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batanghari, Samral di Batanghari, Rabu (29/1).
Desa yang terdampak banjir tersebut berada di bantaran Sungai Batanghari. Di antaranya Desa Benteng dan Desa Sengkati di Kecamatan Mersam. Kemduian Desa Olak Jong, Olak Besar, Aur Gading, dan Karmeo di Kecamatan Batin XXIV. Desa Danau Embat di Kecamatan Maro Sebo Ilir, Desa Rambutan Masam dan Ampelu di Kecamatan Muara Tembesi, dan Kelurahan Pasar Baru di Kecamatan Muara Bulian.
Samral menjelaskan, belasan desa tersebut berada di daerah aliran sungai (DAS) yang memang sangat rentan ketika air Sungai Batanghari naik. Pada saat musim penghujan seperti saat ini, debit air Sungai Batanghari turun naik.
"Jadi kalau air naik sedikit saja, memang sudah tergenang air, tapi belasan desa ini merupakan data sementara, bisa saja bertambah atau berkurang sesuai dengan tinggi muka air (TMA)," kata Samral.
BPBD Batanghari akan melakukan pemantauan ke desa-desa yang rawan terdampak banjir. Sebab data belasan desa yang terdampak banjir tersebut merupakan yang melapor ke BPBD. Meski desa-desa tersebut terdampak banjir, namun tidak melumpuhkan aktivitas masyarakat, karena genangan air yg terjadi belum begitu tinggi.
BPBD Batanghari mengimbau masyarakat yang bermukim di sepanjang bantaran sungai untuk waspada. Mengingat debit air Sungai Batanghari yang sewaktu-waktu dapat meningkat drastis karena air kiriman dari hulu sungai.
Saat ini Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Batanghari berdasarkan APKA di Dermaga Muara Bulian pada pukul 07.00 WIB, setinggi 274 centimeter. Secara berkala TMA Sungai Batanghari tersebut dilakukan pemantauan oleh petugas BPBD.