REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Dua warga negara Indonesia bernama Aba dan Mardan diperiksa aparat kepolisian dari Polres Rote Ndao Polda NTT. Keduanya diperiksa setelah diduga gagal menyelundupkan enam warga negara China ke Australia.
"Keduanya masih dalam pemeriksaan untuk mencari tahu motif di balik dugaan penyelundupan orang ke Australia," kata Kapolres Rote Ndao AKBP Bambang Wibowo saat dihubungi dari Kupang, Rabu (29/1).
Pemeriksaan ini merupakan kelanjutan dari terdamparnya enam warga negara China di perairan Rote Ndao pada Selasa (28/1) pagi. Bambang menjelaskan bahwa Mardan berasal dari Probolinggo, Jawa Timur dan Aba berasal dari Adonara Flores Timur NTT.
Kapolres menceritakan kronologi kejadian. Sekitar dua pekan lalu Aba mendapat telepon dari Mardan agar bisa bertemu di Surabaya untuk bersama-sama berangkat menuju Kupang dengan menggunakan pesawat. Setelah sampai di Kupang, keduanya menginap di salah satu penginapan di kota itu selama empat malam lalu pindah ke tempat baru selama satu malam.
Pada Senin (20/1), Mardan dan Aba janjian bertemu dengan Ahmad Nur Said. Keduanya lalu mendapat perintah dari Ahmad Nur Said untuk membawa enam orang warga China ke Australia.
Keenam warga yang memiliki paspor China itu adalah Fan Senghong, Cui Henggo, Hang Yongsheng, Wang Sisen, Han Baolin, dan Chi Kaishan. Mereka semua berasal dari kota Jiangsu. "Dengan kontrak dijanjikan satu bulan Rp 10 juta untuk dua orang, dibekali uang Rp 2,5 juta yang sudah yang sudah disiapkan oleh Ahmad," tambah Bambang.
Pada hari berikutnya yakni pada Selasa (21/1) Aba dan Mardan berangkat melalui pelabuhan pasar Oeba Kupang. Mereka berangkat menggunakan perahu tangkap ikan KMP Indah dengan dibekali solar 30 jerigen.
Segala persiapan sudah disiapkan oleh Ahmad Nur Said. Ahamd meminta agar keduanya menuju koordinat yang sudah diberikan sambil mengangkut enam warga dari China.
Namun di perjalan mereka justru diadang oleh coast guard Australia, sehingga ditahan dan diperiksa di tengah laut selama dua hari. Rombongan ini lalu diminta kembali ke Indonesia dengan dibekali dua jerigen berisi solar.
Saat tiba di perairan Rote Ndao, kapal yang ditumpangi kehabisan BBM sehingga terdampar di sekitar pulau tersebut. Mereka akhirnya ditemukan oleh petugas keamanan laut yang sedang berpatroli.