REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Libur kerja Kedutaan Besar RI di Beijing dipersingkat agar bisa memaksimalkan pemantauan dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait meluasnya wabah Corona. KBRI Beijing libur Hari Raya Imlek sesuai dengan kebijakan pemerintah China mulai Jumat (24/1) hingga Jumat (31/1).
Namun karena kondisi darurat wabah, KBRI mengeluarkan imbauan seluruh staf yang masih berada di Beijing diminta untuk masuk kantor mulai Rabu (29/1) pagi. Di Kota Wuhan sebagai episentrum virus mematikan tersebut, terdapat 102 warga negara Indonesia. Mereka sudah tidak bisa keluar sejak ibu kota Provinsi Hubei itu ditutup pada Kamis (23/1) pukul 10.00 waktu setempat.
Di beberapa kota lainnya di Provinsi Hubei yang diblokade juga terdapat WNI. Kota-kota tersebut yakni Xianning (55), Huangshi (52), Jingzhou (20), Xiangyang (3), Enshi (10), dan Yinchang (2).
Sejauh ini tidak ada satu pun WNI yang di Provinsi Hubei dan daerah-daerah lain di China yang positif atau terduga terpapar virus 2019-nCoV. Ruang rapat pimpinan dan staf KBRI Beijing juga telah disulap menjadi posko sementara sejak Sabtu (25/1).
"Kami terus memantau kondisi WNI kita di Wuhan dan Hubei, termasuk mengenai ketersediaan logistik," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun.
Selain memantau kondisi WNI di wilayah episentrum virus, KBRI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah kota Wuhan, pemerintah Provinsi Hubei, dan pemerintah China. Mereka berkoordinasi mengenai segala kemungkinan memulangkan para WNI tersebut ke Tanah Air dalam kondisi benar-benar steril dari virus. Dengan demikian pemulangan WNI tidak menimbulkan masalah baru.