Rabu 29 Jan 2020 19:24 WIB

Kiai Said Imbau Nahdliyin di China untuk Pulang

Kiai Said meminta kepada pemetintah untuk segera memulangkan WNI di China.

Rep: Muhyiddin / Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Said Aqil Siradj mengatakan, virus corona yang muncul di China sangat mematikan. Karena itu, dia pun mengimbau kepada ratusan warga NU atau nahdliyin di Cina untuk sementara waktu pulang ke tanah air. 

"Karena sangat mematikan virus itu. Sebaiknya pulang dulu," ujar Kiai Said saat ditanya Republika.co.id usai memberikan tausiyah dalam acara Sosial Media NU Gathring di Kantor PBNU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/1).

Baca Juga

Dia pun meminta kepada pemetintah untuk segera memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang saat ini berada di China, termasuk mahasiswa. Apalagi, mahasiswa NU yang menempuh pendidikan di China terbilang cukup banyak, lebih dari seratus.

"Pemerintah segera mengupayakan mahasiswa atau WNI yang ada di China sebaiknya seperti apa. Kalau boleh dulu, pulang aja dulu," ucap Kiai Said. 

Virus corona pertama kali diidentifikasi berasal dri Kota Wuhan, Cina. Komisi Kesehatan Nasional China pada Selasa (28/1) melaporkan Hingga 27 Januari, jumlah total kasus di China mencapai 4.515 kasus dan 106 orang dilaporkan meninggal dunia. 

Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok, KH. Imron Rosyadi Hamid mengatakan, jumlah warga NU di China berjumlah sekitar 800 orang. Menurut dia, sampai saat ini belum ada yang terkena virus corona, termasuk mahasiswa NU. 

"Jumlah pasti belum tersedia. Tetapi yang sudah tergabung dalam grup percakapan sekitar 800 orang," kata Kiai Imron saat dikonfirmasi lebih lanjut. 

Sebelum adanya virus corona, menurut dia, mahasiswa NU yang kuliah di Kota Wuhan sudah ada yang pulang ke tanah air. Namun, sebagian lainnya sampai saat ini masih berada di Ibu Kota Provinsi Hubei tersebut. 

"Sepanjang yang kita dapat info dari teman-teman NU di Wuhan, sebagian ada yang sudah pulang berlibur ke Indonesia sebelum berita wabah itu muncul. Sebagian masih tinggal di sana," ucapnya. 

Sejak awal munculnya wabah penyakit tersebut, Kiai Imron juga sudah dihubungi oleh Duta Besar RI di Beijing Djoehari Oratmangun untuk memastikan keadaan mahasiswa-mahasiswa NU di China dalam keadaan baik. Karena itu, dia mengapresiasi kesigapan Kedubes RI di Beijing untuk melindungi mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di China. 

"Kita mengapresiasi kesigapan jajaran Kedubes RI dalam mengantisipasi penyebaran virus Corona ini," katanya. 

Kiai Imron juga sudah mengeluarkan imbauan kepada mahasiswa NU di China untuk terus berkoordinasi dengan Kedubes dan Konjen RI di sana. Hal itu agar bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kami sudah mengimbau kepada teman-teman mahasiswa NU yang sedang berada di China untuk tetap tenang dan selalu koordinasi dengan pihak Kedubes dan Konjen RI jika mengalami hal-hal yang berkaitan dengan isu corona," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement