REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, dirinya menjalankan tugas sebagai wapres sesuai porsinya sebagai pendamping presiden. Untuk itu, Ma'ruf menilai tidak perlu dirinya ingin selalu lebih meonjol dalam bekerja dibandingkan Presiden Jokowi, karena hal itu akan menimbulkan dua kepemimpinan dalam pemerintahan.
"Saya ini wakil presiden, yang menonjol itu kan Presiden (Joko Widodo). Kalau wakil presidennya menonjol, nanti jadi ada matahari kembar," kata Wapres Ma'ruf Amin kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Rabu (29/1).
Hal itu disampaikan Wapres Ma'ruf dalam menanggapi momen 100 hari pertama pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Ma'ruf Amin menegaskan sebagai orang nomor dua di pemerintahan, dirinya telah menjalankan tugas-tugasnya sebagai wapres, antara lain mengkoordinasikan jajaran menteri dalam hal penanggulangan radikalisme, penanganan stunting pada anak dan pengembangan ekonomi syariah.
"Sebagai wakil presiden, saya menjalankan tugas-tugas saya, mewakili Presiden (Jokowi) kemana-mana, (ikut) rapat kabinet, menyampaikan pendapat di rapat kabinet, itu juga saya jalankan," katanya.
Sejak menjabat sebagai Wapres periode 2019-2024, Ma'ruf Amin telah mengkoordinasikan berbagai rapat dengan sejumlah menteri, antara lain rapat terkait penanggulangan pascabencana, penyelenggaraan jaminan produk halal, pengembangan lima destinasi wisata super prioritas, serta percepatan reformasi birokrasi.
Bahkan di hari pertama bekerja sebagai wapres, Ma'ruf Amin melakukan perjalanan dinas ke Jepang untuk mewakili Presiden Joko Widodo dalam menghadiri penobatan Kaisar Jepang Naruhito pada 21 Oktober 2019.
"Ya memang tugas saya seperti itu, tugasnya wapres. Jadi saya kira memang tugas wapres ya seperti itu, membantu Presiden, kemudian menangani tugas-tugas yang ditugaskan kepada saya sebagai wapres," jelasnya.
Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf mulai aktif bekerja sejak pelantikan mereka pada 20 Oktober 2019 lalu. Sehingga, masa 100 hari pertama pemerintahan mereka pada akhir Januari.