REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pelatih PSM Makassar Bojan Hodak melontarkan kritik terhadap kinerja wasit Hasan Akrami asal Iran yang memimpin laga skuatnya kontra Lalenok United di kualifikasi Piala AFC 2020, Rabu (29/1). Laga itu digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
"Sejauh pengalaman saya 35 tahun di sepak bola, wasit terbaik adalah wasit yang 'tidak terlihat' di lapangan," ujar Bojan usai pertandingan yang dimenangkan PSM dengan skor 3-1 tersebut.
Juru taktik asal Kroasia itu menilai Hasan Akrami terlalu terburu-buru memberikan dua kartu kuning kepada Willem Jan Pluim di menit ke-33. Pluim mendapatkan kartu kuning beruntun karena melontarkan protes kepada wasit.
Pesepak bola asal Belanda itu merasa dirugikan karena wasit tidak memberikan hukuman apapun kepada pemain Lalenok United yang menginjak kakinya.
Adu argumen dengan Hasan Akrami berujung pada kartu kuning dan gestur ketidakpuasan Pluim beberapa saat setelahnya berbuah kartu kuning kedua yang berarti kartu merah. "Wasit memberikan dua kartu kuning hanya dalam waktu sekitar lima detik," kata Bojan.
Dalam prosesnya, PSM menerima dua kartu kuning dalam pertandingan leg kedua kualifikasi Piala AFC 2020 versus Lalenok United. Selain Pluim, Muhammad Arfan dikartu merah langsung di menit ke-58 karena pelanggaran keras terhadap pemain lawan.
Namun, meski bermain dengan sembilan orang, PSM berhasil menang dengan skor 3-1 berkat gol dari Giancarlo Rodrigues, Ferdinand Sinaga, dan Irsyad Maulana.
Dengan demikian, skuat berjuluk Juku Eja berhak mengisi satu tempat di Grup H Piala AFC 2020 bersama Tampines Rovers (Singapura), Kaya-Iloilo (Filipina), dan Shan United (Myanmar).
Sebelumnya di leg pertama, Rabu (22/1), PSM yang tampil sebagai tim tandang mengalahkan Lalenok dengan skor 4-1. Indonesia masih mempunyai satu wakil lagi di Piala AFC 2020, yakni juara Liga 1, Bali United, yang berada di Grup G.