Rabu 29 Jan 2020 20:42 WIB

Orang Tua WNI di China Minta Segera Ada Evakuasi

Evakuasi dinilai diperlukan agar WNI terhindar dari virus corona.

Red: Nur Aini
 Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.
Foto: chinatopix via AP
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Orang tua warga Indonesia yang mendapat dampak isolasi virus corona di China asal Kota Solo meminta anaknya segera dievakuasi agar tidak terjangkit virus tersebut.

"Anak saya di sana, saat ini saya masih terus melakukan komunikasi yang intens dengannya melalui WhatsApp," kata salah satu orang tua mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan hasil kerja sama antara Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dengan Xihua University, Mattheus Senggono, di Solo, Rabu (29/1).

Baca Juga

Ia mengatakan dari hasil komunikasi dengan sang anak Flafia Domitella Hindun Anjani, diperoleh informasi bahwa stok makanan mulai menipis.

"Pihak kampus juga sudah meminta agar para mahasiswa asing untuk segera kembali ke negaranya karena di sana sudah ada korban. Kalau anak saya dan teman-temannya sudah meminta kepada Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) agar segera melakukan evakuasi," katanya.

Meski demikian, selain kesulitan biaya untuk pulang, mulai ada pembatasan akses keluar masuk oleh pemerintahan setempat. Ia mengatakan awal merebaknya virus tersebut, pihak kampus sudah memberikan imbauan kepada para mahasiswa agar membekali diri dengan alat proteksi seperti masker dan sarung tangan saat keluar kampus.

Meski demikian, ia mengatakan, dua hari kemudian pihak kampus melarang para mahasiswa keluar dari asrama kecuali untuk keperluan darurat seperti mencari bahan makanan. Ia mengatakan rombongan mahasiswa asal Kota Solo yang saat ini menempuh pendidikan di Xihua University tersebut merupakan alumni asal UNS. Oleh karena itu, ia juga berharap pihak UNS juga bisa memfasilitasi pemulangan anaknya lewat KBRI di China.

"Memang jarak antara Wuhan di mana virus tersebut berasal dengan Sichuan yang merupakan letak Xihua University cukup jauh. Tetapi kabarnya sudah ada satu korban meninggal dan 44 orang dirawat. Jadi saya sangat cemas dengan kondisi putri saya," katanya.

Sementara itu, Flafia bersama sembilan teman lainnya yang menjadi anggota rombongan merupakan lulusan D3 Pendidikan Bahasa Mandarin UNS. Ia mengatakan mereka baru tiga bulan berada di sana.

Terkait hal itu, Wakil Kepala UPT Layanan Internasional UNS Murni Ramli mengatakan pihak kampus terus melakukan pemantauan terhadap 17 alumnusnya yang saat ini sedang menempuh studi di China.

"Dari 17 alumnus ini, 10 di antaranya sedang menempuh belajar di Xihua University, 5 orang belajar di Jinan University, dan 2 orang belajar di Huaqiao University," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement