REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG EMPAT -- Sekitar 120 unit rumah warga Taming Batahan, Kecamatan Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat terendam banjir pada Rabu (29/1). Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencama Daerah (BPBD) Pasaman Barat, Edi Busti mengatakan, tidak ada korban jiwa pada musibah itu.
"Rumah terendam air sekitar 50-80 cm sebanyak 120 unit," kata Edi di Simpang Empat, Rabu.
Ia mengatakan naiknya air ke rumah warga disebabkan meluapnya air Sungai Batahan karena hujan yang mengguyur di daerah itu sejak Selasa (28/1). Saat ini air sudah mulai surut dan warga untuk sementara ada yang mengungsi di rumah sanak keluarga.
Edi mengatakan, pihaknya telah melihat ke lapangan dan memberikan sejumlah bantuan kepada korban banjir. Bantuan yang diberikan di antaranya 200 kilogram beras, 20 dus mie instan, 10 kotak telur, makanan siap saji tujuh kantong dan 20 kilogram gula.
"Mudah-mudahan bantuan ini bisa sedikit membantu korban banjir yang rumahnya terendam air," katanya.
Ia mengimbau warga Batahan dan Pasaman Barat agar meningkatkan kewaspadaan terkait cuaca ekstrem saat ini. Pasaman Barat merupakan daerah rawan banjir. "Apalagi saat ini musim hujan dan rawan banjir, abrasi dan longsor," katanya.
Ia menjelaskan Pasaman Barat memiliki sungai besar, laut dan daerah perbukitan yang rawan bencana. Ada sekitar lima aliran sungai yang menjadi langganan banjir di Pasaman Barat. Kelimanya, yakni Sungai Batang Pasaman, Batang Sikabau, Batang Bayang, Batang Batahan, dan Sungai Anak Air Haji.
"Setiap hujan lebat biasanya air sungai itu selalu meluap dan mengenangi rumah warga sekitar," katanya.
Ia mengajak masyarakat yang berada di titik rawan banjir lebih waspada saat curah hujan tinggi atau hujan di hulu sungai.
Selain di lima sungai besar itu, warga yang berada di daerah perbukitan, pegunungan dan di tepi laut agar juga selalu waspada.
Pasaman Barat juga rawan longsor terutama di Kecamatan Talamau dan rawan abrasi di Pantai Sasak.