REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyebutkan penderita kusta masih ditemukan di Kota Bandung meski jumlahnya tidak banyak. Meski begitu, masih adanya kasus tersebut terus menjadi perhatian bagi pemerintah daerah (pemda) agar segera diobati, dicegah sehingga tidak terdapat lagi penderita kusta.
"Hitungannya satu atau dua (kasus), bisa dihitung jari pertahun. Kewaspadaan terhadap penyakit tersebut tetap dilakukan," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, dr Rosye Arosdiani Apip, Rabu (29/1).
Ia menuturkan, penderita kusta awalnya relatif tidak mengetahui dan menyadari terkena penyakit tersebut. Katanya, jika terdapat bercak di kulit, masyarakat menganggapnya terkena penyakit kulit panu. Seharusnya, menurutnya jika terdapat bercak harus dicek apakah disertai mati rasa.
"Ini masih menjadi PR besar, tidak banyak (penderita) selalu ada satu atau dua kasus," katanya. Rosye mengatakan penyebab kusta yaitu terdapat bakteri yang merusak kulit sehingga berdampak kepada mati rasa dengan skala ringan hingga berat.
"Gejala awal tidak disadari warga masyarakat, penularan kontak erat. Sedini mungkin ditemukan (penyakit kusta), sedini mungkin discreening dan dibatasi," katanya.
Ia pun mengingatkan petugas puskesmas untuk mendeteksi dini terkait penyakit tersebut. Menurutnya, jika ditemukan bercak maka harus ditelusuri bercak tersebut apa. "2020, belum menemukan penderita (Kusta)," katanya.