Rabu 29 Jan 2020 23:48 WIB

Warga Korban Banjir di Lebak Bertahan di Tenda Pengungsian

Tinggal di tenda pengungsian tidak layak dihuni, terlebih saat ini curah hujan tinggi

Red: Andi Nur Aminah
Seorang warga beraktifitas di rumahnya yang rusak akibat diterjang banjir bandang di Kampung Susukan, Lebak, Banten (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Seorang warga beraktifitas di rumahnya yang rusak akibat diterjang banjir bandang di Kampung Susukan, Lebak, Banten (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat korban bencana banjir bandang di Desa Bungur Mekar, Kabupaten Lebak, masih bertahan di tenda pengungsian. Meskipun masa tanggap darurat berakhir pada 28 Januari 2020.

"Kami minta warga korban banjir bandang itu dapat menghuni tempat yang layak dibandingkan tinggal di tenda pengungsian," kata Odon, warga Susukan, Desa Bungur Mekar, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Rabu (29/1).

Baca Juga

Selama ini, dia bersama isteri dan anak tidak merasa nyaman tinggal di tenda pengungsian, karena terkadang anak-anaknya sakit. Menurut dia, tinggal di tenda pengungsian tidak layak dihuni, terlebih saat ini curah hujan tinggi.

Ia menjelaskan tenda pengungsian itu hanya didirikan menggunakan terpal besar dan mereka tidur beralaskan tikar. Sehingga jika hujan deras mereka merasa kedinginan. "Kami tinggal seperti ini sudah berlangsung empat pekan dan cukup tidak nyaman," katanya.