Kamis 30 Jan 2020 02:35 WIB

Polri akan Gelar Perkara Tuduhan Penganiayaan Terhadap Lutfi

Polri akan gelar perkara tuduhan penganiayaan terhadap Lutfi Alfiandi

Terdakwa kasus unjukrasa saat aksi pelajar Dede Lutfi Alfiandi (kiri) menyapa pendukungnya sebelum mengikuti persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2020).
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Terdakwa kasus unjukrasa saat aksi pelajar Dede Lutfi Alfiandi (kiri) menyapa pendukungnya sebelum mengikuti persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri akan melakukan gelar perkara atas tuduhan penganiayaan terdakwa Lutfi Alfiandi, pelajar yang ditangkap saat unjukrasa di sekitar gedung DPR/ MPR, oleh anggota Polres Metro Jakarta Barat.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol. Asep Adi Saputra menyebut gelar perkara itu setelah memeriksa Lutfi dan lima penyidik internal Polres Metro Jakarta Barat untuk pengembangan kasus. "Jadi, tim sekarang mau menggelar kasusnya, ini perkembangan terakhir, jadi kemarin sudah periksa-periksa," ujar Asep di Jakarta, Rabu (30/1).

Baca Juga

Di sisi lain, Asep menegaskan bahwa penetapan Lutfi sebagai tersangka bukan hanya dari keterangan saksi, melainkan alat bukti yang komperhensif dia ini pada saat di TKP menggunakan seragam SMK dan rekaman CCTV dia melakukan kekerasan. "Kalau sudah ada petunjuk itu kenapa kemudian polisi harus melakukan tindakan kekerasan? Tidak perlu! Alasannya penyidik itu tidak perlu pengakuan, keterangan sudah cukup," kata Asep.

Asep menyebut ulang atensi Kapolri Jendral Polisi Idham Aziz yang merespons aduan Lutfi dengan membentuk tim khusus. Jika nanti tim ini bisa membuktikan ada keterlibatan atau pengakuan Lutfi benar, dia tidak sungkan untuk melakukan tindakan internal.

Sementara itu, Asep juga mempertimbangkan pengakuan Lutfi manakala akan jadi bumerang baginya jika masuk kategori memberikan keterangan palsu kepada publik dan menyangkut instansi. "Kalau dia tidak bisa membuktikan, ya, sama bisa melanggar hukum juga," katanya menegaskan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement