REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan seluruh negara untuk mewaspadai penyebaran virus corona. Kepala Program Kedaruratan WHO, Mike Ryan, mengatakan bahwa tim ahli internasional sedang dipersiapkan untuk pergi ke China dan bekerja sama dengan tim ahli setempat untuk mempelajari lebih mendalam cara penularan virus corona jenis baru.
"Kami berada di titik penting. Kami yakin rantai penularan virus ini dapat diputus," ujar Ryan, dilansir BBC, Kamis (30/1).
Lebih dari 130 orang di Cina telah meninggal dunia dan hampir 6.000 orang terinfeksi novel coronavirus (nCov) 2019. Virus ini telah menyebar secara global ke 16 negara, termasuk Thailand, Prancis, Amerika Serikat, dan Australia.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa sebagian besar pasien yang terinfeksi virus corona mengalami gejala ringan. Namun, 20 persen mengalami gejala berat, seperti pneumonia dan kegagalan sistem pernapasan.
Ghebreyesus mengatakan, China membutukan solidaritas dan dukungan dunia untuk mengakhiri wabah nCov 2019. Ghebreyesus mengatakan, penularan virus corona antarmanusia dapat menimbulkan kekhawatiran.
WHO pun akan menggelar pertemuan darurat untuk memutuskan apakah wabah ini menjadi keadaan darurat global. Sebuah laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China menyatakan, penularan virus corona dapat terjadi melalui pernapasan dan kontak fisik.
Laporan itu mengungkapkan, masa inkubasi virus corona antara satu hingga 14 hari. Upaya Cina mengkarantina dimulai 22 Januari dari jalur transportasi massal pesawat, kereta api, dan bus ke Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang. Penguncian itu telah meluas ke-17 kota berisikan lebih dari 50 juta orang sebagai upaya pengendalian penyakit paling luas yang pernah dilakukan.