REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Polisi terus melakukan penyelidikan untuk memastikan meninggalnya siswi SMPN 6 Tasikmalaya beberapa waktu lalu. Namun, hingga Kamis (30/1) polisi masih belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban berinisial DS (13 tahun) itu.
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto mengatakan, pihaknya telah memeriksa saksi-saksi dan barang bukti tambahan. Ia menyebutkan, saksi yang sudah kita periksa sampai pagi ini sudah sembilan orang.
"Dari teman korban, pihak sekolah, dan lingkungan sekitar tempat kejadian perkara (TKP)," kata dia, Kamis pagi.
Sementara itu, kabar yang beredar di masyarakat, korban meninggal tidak wajar. Namun, Anom menegaskan, polusi masih belum bisa membuktikannya.
Menurut dia, polisi akan bersikap profesional dalam penyelidikan. Kesimpulan penyebab kematian harus didasarkan pada bukti, keterangan saksi, dan hasil autopsi yang telah dilakukan pada Selasa (28/1) di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Ia menambahkan, hasil autopsi baru akan didapatkan setelah 14-20 hari kerja. "Baru bisa dipastikan meninggal karena tindak pidana atau sesuatu yang lain," kata dia.
Sebelumnya, penemuan mayat di gorong-gorong depan SMPN 6 Tasikmalaya, mengegerkan warga Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, pada Senin (27/1) sore. Ratusan warga berkumpul di sekitar lokasi penemuan untuk melihat mayat perempuan itu. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui korban merupakan salah satu siswi SMPN 6 Tasikmalaya, yang berinisial DS.
DS dilaporkan tak pulang ke rumahnya di Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, sejak Kamis (23/1). Pihak keluarga sempat membuat laporan kehilangan orang ke Polsek Mangkubumi. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di gorong-gorong depan sekolahnya pada Senin sore. Korban telah dimakamnya di TPU sekitar rumahnya pada Rabu (29/1).