REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih melayangkan keberatan dengan rencana penerbitan buku oleh mantan penasihat keamanan nasional John Bolton. Dalam uraian buku tersebut menggambarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memainkan peran sentral dalam menekan Ukraina.
Dikutip dari Aljazirah, sebuah surat dari Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menyatakan naskah berdasarkan tinjauan pendahuluan tampaknya berisi sejumlah besar informasi rahasia. Kondisi tersebut membuat buku tersebut tidak dapat diterbitkan, kalau informasi rahasia tidak dihapuskan.
Surat yang diberikan kepada pengacara Bolton tersebut menekankan, beberapa materi yang ada di dalam buku dianggap sangat rahasia. "Di bawah hukum federal dan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani klien Anda sebagai syarat untuk mendapatkan akses ke informasi rahasia, manuskrip tidak boleh dipublikasikan atau dibuka tanpa penghapusan informasi rahasia ini," kata surat itu.
Partai Demokrat melihat Bolton sebagai tokoh kunci yang dapat membantu memperkuat gugatan pemakzulan terhadap Trump. Bolton pun diharapkan bisa bersaksi dalam sidang yang sedang dilakukan oleh Senat, meski mendapatkan penolakan keras dari Partai Republik.