Kamis 30 Jan 2020 16:00 WIB

Komisi I Dorong Pemerintah Prioritaskan Kesehatan WNI

Komisi I pandang kesehatan WNI di China sangat penting hadapi isolasi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Indira Rezkisari
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid harap pemerintah segara mendapat solusi bagi WNI yang terisolasi di Wuhan, Hubei, China.
Foto: MGROL72
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid harap pemerintah segara mendapat solusi bagi WNI yang terisolasi di Wuhan, Hubei, China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mendorong pemerintah untuk memprioritaskan kesehatan warga negara Indonesia di Wuhan, China. Sebab melihat dampak virus corona yang semakin luas, ia harap pemerintah segera mencari solusi terbaik.

"Ini masih sedang ditimbang mana yang terbaik, intinya DPR mendorong pemerintah apa pun yang diprioritaskan untuk keselamatan warga negara kita di sana," ujar Meutya di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (30/1).

Baca Juga

Terkait desakan untuk mengevakuasi WNI yang berada di Wuhan, Komisi I akan melihat terlebih dahulu langkah yang diambil Kementerian Luar Negeri. Sebab, mengevakuasi ratusan WNI tentu bukan perkara mudah.

"Kalau evakuasi tentu pemerintah harus langsung persiapkan segala keperluan untuk isolasi," ujar Meutya.

"Jadi ini tidak hanya membawa orang ke luar kota. Tapi dalam proses membawa ke luarnya itu isolasi terhadap warga negara kita juga penting," lanjutnya.

Meski begitu, ia yakin pemerintah telah melakukan langkah-langkah antisipatif dalam menjamin kesehatan WNI di Wuhan. Kemenlu disebutnya juga terus berkoordinasi dengan Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing, yang melakukan komunikasi dengan WNI di Wuhan.

"Kemenlu menghadapi potensi-potensi ancaman akibat virus corona, termasuk juga atau upaya yang dilakukan untuk mengevakuasi warga negara kita," ujar Meutya.

Diketahui, orang tua warga Indonesia yang terdampak isolasi virus corona di China asal Kota Solo meminta anaknya segera dievakuasi agar tidak terjangkit virus tersebut. "Anak saya di sana, saat ini saya masih terus melakukan komunikasi yang intens dengannya melalui WhatsApp," kata salah satu orang tua mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan hasil kerja sama antara Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dengan Xihua University, Mattheus Senggono, di Solo, Rabu (29/1).

Ia mengatakan dari hasil komunikasi dengan sang anak Flafia Domitella Hindun Anjani, diperoleh informasi bahwa stok makanan mulai menipis. "Pihak kampus juga sudah meminta agar para mahasiswa asing untuk segera kembali ke negaranya karena di sana sudah ada korban. Kalau anak saya dan teman-temannya sudah meminta kepada Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) agar segera melakukan evakuasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement