Kamis 30 Jan 2020 19:01 WIB

Relokasi Pemotongan Unggas, Pengusaha Khawatir Rugi

Pemerintah Jakarta Timur merelokasi pemotongan unggas ke Rawa Teratai.

Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Relokasi rumah pemotongan unggas.
Foto: ANTARA
[Ilustrasi] Relokasi rumah pemotongan unggas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha pemotongan ayam di Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, mengatakan ada potensi kerugian usaha imbas kebijakan pemerintah setempat. Pemerintah Jakarta Timur merelokasi tempat usaha mereka menuju Rawa Teratai.

"Kalau di sana tidak laku ayamnya, kita lihat saja nanti. Beberapa pedagang sudah coba juga dan tidak ada yang beli," kata pengusaha potong ayam, Indro Sulistyo di Jakarta, Kamis (30/1).

Baca Juga

Menurut Indro beberapa peternak ayam di lokasi itu mengalami kerugian akibat 250 ekor ayamnya mati selama dikembangbiakan di Rawa Teratai dalam beberapa pekan terakhir. Indro pun menyebut upaya relokasi terhadap 29 pengusaha potong ayam di Matraman dan Pulo Gadung dilakukan secara sepihak oleh pemerintah tanpa ada persetujuan pengusaha.

"Ini jelas merugikan. Dilakukan sepihak," ujarnya.

Pengusaha, kata Indro, akan mencoba menggelar mediasi dengan otoritas setempat perihal ketidaksiapan tempat relokasi di atas lahan seluas 250 hektare Rawa Teratai. "Jangan kita dipaksakan total pindah di sini tutup. Karena pelanggan-pelanggan itu tidak mau ke sana, karena rawan, selain itu ada beberapa kasus begal di sana, ayamnya hilang, motornya hilang," katanya.

Pengusaha menyebutkan pemerintah tidak memiliki alasan mendasar dari kebijakan relokasi. Alasannya, usaha pemotongan unggas di Matraman dan Pulo Gadung belum pernah menimbulkan penyakit bagi warga sekitar.

"Sama sekali belum, itu stigma yang salah. Karyawan kita tiap hari berhubungan dengan ayam ada yang dari tahun 1970, tahun 1969, itu tidak ada sama sekali yang sakit. Tidur bareng ayam, makan bareng ayam, segala sesuatunya bareng ayam," katanya.

Kondisi yang sama juga terjadi di lingkungan warga sekitar. Justru kehadiran 26 pengusaha ayam di Matraman dan Pulo Gadung diklaim berhasil menyerap 3.000 tenaga kerja dari lingkungan sekitar.

"Dari kandang ayam ini justru menyerap 3.000 tenaga kerja dari warga sekitar. Nah, warga yang mana ini yang dirugikan dari usaha ayam ini, itu pertanyaannya. Jadi yang dirugikan warga juga, mata pencaharian mereka dari ayam juga," katanya.

Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengakui bahwa persiapan tempat relokasi pemotongan ayam akan rampung sepenuhnya pada Desember 2020. "Tepat relokasi ini lebih berstandar internasional dan representatif. Dibangun melalui anggaran Pemprov DKI Rp24 miliar. Desember 2020 selesai," katanya.

Pemindahan tempat usaha, kata dia, dilakukan sebab lokasi pemotongan ayam di tengah permukiman penduduk tidak dibenarkan secara aturan yang berlaku.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement