REPUBLIKA.CO.ID, LEICESTER -- Warga Hindu dan Muslim akan menggelar acara makan bersama sebagai bagian dari skema mendorong persahabatan antaragama di Leicester, Inggris. Badan Amal di bidang sosial dan agama, St Philip Center di Evington menggagas inisatif tersebut.
Acara itu nantinya diberi nama "Come Dine Together" yang terinspirasi oleh seri Channel 4 Come Dine With. Dilansir di Leicester Mercury, Kamis (30/1), kegiatan tersebut digelar sebagai dorongan untuk persahabatan lintas agama.
Dengan menggelar makan bersama, mereka berharap makanan itu nantinya akan menghancurkan penghalang atau sekat yang selama ini ada. Wakil Direktur Pusat St Philip, Riaz Ravat mengatakan 'mata uang' pekerjaan antaragama adalah makanan.
"Dengan makan bersama, kita bisa menciptakan arena dialog. Di mana persahabatan dapat dilakukan melalui dialog, transparansi, dan ketahanan sosial," kata Riaz.
Orang-orang dari berbagai agama dari segala usia, akan bertemu untuk berbagi makanan, baik di rumah mereka maupun di restoran dan saling mengenal satu sama lain. Sebagai salah satu kota yang paling beragam secara budaya di Inggris, Leicester dikenal karena ikatan komunitasnya yang kuat dan merupakan sesuatu yang membangun dan memelihara aspek sosial budaya.
"Pada akhirnya, apa pun yang terjadi di bagian lain dunia, Leicester menciptakan ketahanan dan harmoni juga," kata Riaz.
Menurutnya, cara yang digagas itu ditujukan untuk mengingatkan orang bahwa semua dari kita memiliki sejarah bersama dan bisa memiliki masa depan bersama. Adapun acara makan bersama nantinya akan diselenggarakan selama seminggu bertepatan dengan Pekan Harmoni Antaragama Sedunia PBB.
Dia menyebut, St Philip's Centre telah menjalankan skema serupa di masa lalu seperti 'Faiths, Forces and Food' pada 2017 yang menyambut anggota Angkatan Bersenjata Inggris ke rumah mereka untuk makan malam sebagai bagian dari peringatan Hari Peringatan.
Riaz berbicara kepada orang-orang dalam jaringannya untuk menjangkau mereka yang biasanya tidak berpartisipasi dalam acara antaragama dan orang-orang biasa daripada para pemimpin masyarakat. Beberapa peserta bertemu di sebuah pertemuan kecil di Bobby's Restaurant di Belgrave Road untuk membicarakan skema tersebut.
"Sekelompok wanita yang mengatakan mereka akan ambil bagian pada awalnya berencana untuk bertemu di sebuah restoran di suatu tempat, tetapi begitu mereka bertemu untuk pertama kalinya secara pribadi, mereka memutuskan untuk mengundang satu sama lain ke rumah mereka. Sesederhana itu," kata Riaz.
Salah satu Muslimah Leicester, Nafeesa Katib, juga akan menyambut keluarga Hindu ke rumahnya untuk makan malam. "Alasan keluarga saya untuk menjadi bagian dari ide hebat ini adalah untuk meruntuhkan penghalang. Kita semua sama, satu-satunya perbedaan adalah kita memiliki berbagai agama dan budaya yang membuat kita unik," ujarnya.
Seorang warga Hindu Leicester, Nima Suchak, pada gilirannya akan bertemu keluarga Muslim dalam acara itu. Menurutnya, acara tersebut selalu menjadi hal penting baginya dan menjadi ajang memiliki teman dari semua agama dan latar belakang.
Dia berharap skema ini akan memberikan dasar untuk proyek-proyek serupa di masa depan dengan kelompok agama lain dan menciptakan persahabatan yang langgeng.
Juru bicara dari Federasi Organisasi Muslim, Suleman Nagdi, mengatakan tindakan dari acara ini sejatinya adalah hal yang sederhana. Meski begitu hal tersebut memiliki dampak yang cukup luar biasa.
"Ini adalah tindakan sederhana tetapi makan bersama menghadirkan kesempatan yang sempurna bagi kita untuk mengajar, berbagi, dan menunjukkan kita peduli satu sama lain dan untuk membangun kota yang lebih kuat, lebih dapat menerima di proses," ujarnya.