Kamis 30 Jan 2020 21:39 WIB

Wabah Corona, Pasien Bisa Cek Kesehatan Pakai BPJS

Walaupun biaya masuk ruang isolasi besar tapi peserta BPJS bisa pakai sesuai kelasnya

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Seorang awak media mengambil gambar konferensi pers terkait pasien suspect Novel Coronavirus (nCoV) menggunakan gawai di RSUP Hasan Sadikin, Kota Bandung, (ilustrasi).
Foto: Abdan Syakura_Republika
Seorang awak media mengambil gambar konferensi pers terkait pasien suspect Novel Coronavirus (nCoV) menggunakan gawai di RSUP Hasan Sadikin, Kota Bandung, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) mengungkapkan bagi masyarakat yang ingin mengecek kesehatan terkait dengan merebaknya penyebaran virus corona bisa memanfaatkan fasilitas kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Klaim kesehatan menggunakan BPJS Kesehatan akan disesuaikan dengan diagnosa yang diperiksa seperti apa.

"Walaupun biaya masuk (ruang) isolasi besar tapi peserta BPJS sesuai kelasnya saja. Jadi kalau melihat pembiayaan besar, masyarakat cukup memakai BPJS (kesehatan)," ujar Direktur Utama RSHS Bandung, Nina Susana Dewi saat jumpa pers di Kantor RSHS, Kamis (30/1).

Berdasarkan informasi yang dikeluarkan RSHS Bandung, dua pasien yang diduga terpapa virus corona dan hasil pemeriksaan menunjukkan negatif menggunakan fasilitas pembiayaan umum. Total pembayaran pasien HGT mencapai Rp 4,3 juta dan HA pembayaran umum secara tunai.

"Masyarakat tenang, jangan gelisah kalau flu saja, panas badan dan pernah ke negara terjangkit itu tidak perlu dirawat," katanya.

Direktur Medik RSHS Bandung, dr Nucky mengatakan orang yang digolongkan ke kategori pemantauan dan memilih ingin diperiksa RSHS maka pihaknya tidak akan menolak. Namun akan diperlakukan seperti pasien biasa karena tidak diperlukan isolasi. 

"Itu sendiri sudah terjadi ada yang pulang dari perjalanan Singapura, dia menderita panas dan deman tapi tidak ada pneumonia diperiksa di tempat khusus lalu disuruh isolasi di rumah dan Puskesmas memonitor 14 hari sejak kepulangan dari negara (China dan yang terjangkit). Dalam beberapa hari ada sampai 5 sampai 6 rawat jalan," katanya.

Menurutnya, tipe orang dalam pemantauan tidak perlu ke RSHS namun bisa kontrol di fasilitas kesehatan layanan primer dan mengisolasi di dalam rumah. Sedangkan apabila dalam 14 hari setelah pulang dari China mengalami pneumonia maka dalam pengawasan dan harus diisolasi di rumah sakit.

Dokter Anggraini Alam mengingatkan masyarakat untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat serta selalu mencuci tangan dalam setiap aktivitas untuk pencegahan dan tidak terkena influenza. Selain itu, diusahakan menghindari kerumunan yang memungkinkan infeksi terjadi, memakai masker ketika flu dan menggunakan etika batuk. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement