Kamis 30 Jan 2020 22:13 WIB

GAPPMI: Stok Gula Rafinasi untuk Industri Menipis

GAPPMI tak merinci posisi stok gula rafinasi meski kebutuhan meningkat saat Ramadhan

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gula Rafinasi (Ilustrasi). GAPPMI menyebut stok Gula Kristal Rafinasi (GKR) sebagai bahan baku industri makanan dan minuman di Indonesia telah menipis dan sebagian telah habis.
Foto: ANTARA
Gula Rafinasi (Ilustrasi). GAPPMI menyebut stok Gula Kristal Rafinasi (GKR) sebagai bahan baku industri makanan dan minuman di Indonesia telah menipis dan sebagian telah habis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman menyebutkan stok Gula Kristal Rafinasi (GKR) sebagai bahan baku industri makanan dan minuman di Indonesia telah menipis dan sebagian telah habis.

"Stok bahan baku (raw sugar) telah menipis dan sebagian telah habis," kata Adhi dalam surat kepada Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Kamis (30/1). Pada surat tertanggal 16 Januari 2020 dan bernomor 007/DPP/GAPMMI/IX/2019 itu, Adhi menegaskan pihaknya mengkhawatirkan pasokan yang akan terhenti dengan habisnya stok bahan baku anggotanya.

Adhi memprediksikan bahwa pada semester I 2020 ini, khususnya mendekati bulan Ramadhan, tepatnya April 2020, akan terjadi peningkatan kebutuhan gula rafinasi. Adhi tidak merinci posisi stok gula kristal rafinasi saat ini.

Hanya saja, dia mengharapkan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dapat mempertimbangkan surat Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Nomor 007/AGRI/I/2020 tentang Penerbitan Persetujuan Impor Gula Mentah (raw sugar)."Itu demi terjaganya ketersediaan pasokan bahan baku guna mencukupi kebutuhan industri makanan dan minuman anggota kami, terutama peningkatan produksi menjelang persiapan Lebaran," katanya.