REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Minimnya curah hujan di beberapa wilayah di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat tekanan rendah di wilayah pesisir utara Australia. Demikian kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi.
"Wilayah Sumba Timur mengalami kurangnya curah hujan akibat adanya 'trough pressure' (daerah tekanan rendah) di wilayah pesisir utara Australia," katanya di Kupang, Jumat.
Kondisi inilah yang menyebabkan wilayah Sumba Timur mengalami netral, sehingga kondisi cuaca di wilayah itu cenderung cerah hingga cerah berawan. Penjelasan serupa disampaikan Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru. Ia menyebutkan bahwa tekanan rendah di pesisir utara Australia telah berdampak pada minimnya curah hujan di wilayah Sumba Timur.
Sejumlah kawasan di wilayah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur dilaporkan masih mengalami hari tanpa hujan dengan kategori kekeringan ekstrem. Kondisi ini menyebabkan banyak lahan pertanian di wilayah timur Pulau Sumba gagal tanam dan masyarakat kesulitan air bersih.
"Sampai saat ini sejumlah daerah di Kabupaten Sumba Timur masih mengalami kekeringan ekstrem. Hujan tidak pernah turun hingga saat ini," kata Bupati Sumba Timur Gideon Mbilijora.
Beberapa daerah yang mengalami kekeringan ekstrem di kabupaten ujung timur Pulau Sumba itu terjadi di wilayah Kecamatan Umalulu dan Pandawai. "Beberapa daerah itu belum turun hujan juga sampai sekarang kendati pun beberapa daerah lainnya di Sumba Timur sudah turun hujan dengan intensitas hujan ringan," katanya.
Akibatnya banyak lahan persawahan mengalami kekeringan akibat ketiadaan air. Masyarakat di dua daerah itu mengalami krisis air bersih akibat sumber air bersih untuk kebutuhan masyarakat juga mengering.