Jumat 31 Jan 2020 14:13 WIB

Mendag akan Selektif Impor Makanan dan Minuman dari China

Indonesia tidak bisa menghentikan impor makanan dan minuman dari China

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (tengah) melayani warga yang mengantri membeli gula saat digelar pasar gula pasir murah RMI ketika sidak dan operasi pasar di Pasar Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (31/1/2020).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (tengah) melayani warga yang mengantri membeli gula saat digelar pasar gula pasir murah RMI ketika sidak dan operasi pasar di Pasar Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (31/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan akan selektif menerima barang impor dari China sebagai upaya pencegahan masuknya virus corona melalui bahan makanan ke Indonesia. Khususnya, ungkap Agus, komoditas makanan dan minuman.

"Kalau ekspor secara keseluruhan tidak berpengaruh, namun kalau impor harus hati-hati terutama berkaitan dengan makanan dan minuman. Artinya kami juga selektif," kata Agus di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (31/1).

Baca Juga

Agus yang ditemui usai memantau harga kebutuhan pokok di Pasar Wonkromo mengaku tidak bisa serta merta melakukan penghentian impor makanan dan minuman dari China sebab akan merugikan para importir yang sudah membuat kesepakatan.

Oleh karena itu, kata dia, perlu bersama-sama dipikirkan solusi yang baik untuk semua pihak, meski ada penurunan nilai impor walau sedikit. "Ya tetap harus kami antisipasi hal-hal ini, paling tidak yang tadinya pesan sekarang pasti berpikir dan mengurangi," katanya.

Terkait melambungnya harga komoditas bawang putih di beberapa pasar yang diduga belum masuknya bawang impor, Agus mengaku belum menerima laporan tersebut. "Sampai saat ini kami belum menerima permohonan berkaitan dengan masalah bawang putih, jadi kalau memang siap untuk ambil impor dan diperlukan, kami akan laksanakan," katanya.

Secara umum, kata dia, harga sejumlah kebutuhan bahan pokok masih terpantau stabil dan memang ada beberapa sedikit kenaikan karena berkaitan dengan stok. Namun demikian, Agus optimistis perlahan-lahan harga itu akan turun dengan operasi pasar yang digelar di sejumlah daerah.

"Khususnya cabai yang memang sekarang agak tinggi karena sedang musim hujan, nanti sebentar lagi stabil. Sama halnya mengenai telur ayam, daging, saya lihat stabil dan harganya di bawah harga acuan eceran tertinggi," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement