REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, Brexit akan membuat Inggris lebih mengglobal dalam banyak hal. Mulai dari memperkuat perdagangan bebas, berkomitmen dalam isu penting dunia, hingga terlibat dalam isu perubahan iklim.
"Meninggalkan Uni Eropa adalah kesempatan bagi kami untuk menunjukkan definisi sebenarnya dari Global Britain," ujar Jenkins dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Jumat (31/1).
Jenkins menegaskan meski Inggris akan meninggalkan Uni Eropa (UE) pada Jumat pukul 23.00 waktu Inggris atau Sabtu pukul 06.00 waktu Indonesia, London tidak meninggalkan Eropa. Justru, keputusan ini membuka pintu untuk membina hubungan baru dengan UE.
Inggris menjadi negara dengan perdagangan bebas dan liberal. Artinya, keputusan ini akan menguntungkan bisnis, mengurangi biaya bagi konsumen, dan membantu negara-negara berkembang di dunia mencapai kemandirian ekonomi.
Perdagangan bebas, menurut Jenkins, akan membuat semua lebih makmur dan aman. Untuk mencapai itu, Inggris akan terus melakukan perdebatan tentang perdagangan bebas dan menentang proteksionisme.
Selain itu, Inggris pun akan tetap berkomitmen pada isu-isu penting saat ini dan akan terus memainkan peran dalam menjamin perdamaian dunia. "Kami adalah Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari lima anggota permanen dan kami mengemban tanggung jawab ini dengan serius," ujar Jenkins.
Jenkins mengatakan dari lima anggota permanen, hanya Inggris yang menghabiskan 0,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk membantu pembangunan dan menghabiskan dua persen dari PDB untuk pertahanan dan
keamanan secara kolektif.
Inggris pun akan terus mengadvokasi tatanan internasional berdasarkan aturan dan hukum internasional. Jenkins menyatakan, Inggris tidak akan melihat pada siapa yang paling kuat atau siapa yang membebani mereka. "Untuk mendukung hal tersebut, akhir tahun ini kami akan memiliki jaringan diplomatik ketiga terbesar di dunia, setelah China dan Amerika Serikat," ujarnya.
Sedangkan untuk wilayah perubahan iklim, Inggris bersama Italia akan menjadi tuan rumah COP26 untuk mendorong upaya internasional dalam mengatasi perubahan iklim. Jenkins pun mengatakan Inggris menjadi ekonomi utama pertama yang secara hukum meneguhkan komitmen untuk mencapai emisi nihil karbon pada tahun 2050.
"Kami telah menunjukkan bahwa tindakan iklim sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat, menumbuhkan ekonomi Inggris hingga lebih dari 70 persen sambil mengurangi emisi karbon kami lebih dari 40 persen sejak 1990," katanya.