REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Kenya Airways dan RwandAir pada Jumat menyatakan telah menangguhkan seluruh penerbangan dari dan ke China hingga pemberitahuan lebih lanjut. Penangguhan diambil setelah wabah virus corona menewaskan lebih dari 200 orang di China dan menyebar ke 18 negara.
Kementerian Kesehatan Kenya menyatakan sampel dari seseorang yang dicurigai terjangkit virus Corona tipe baru dikirim ke Afrika Selatan untuk tes lanjutan namun hasilnya negatif. Pasien yang adalah seorang pelajar di episentrum wabah di Kota Wuhan, China.
Pasien telah diisolasi di sebuah rumah sakit di Nairobi setelah tiba pada Selasa (28/1) dengan penerbangan Kenya Airways dari Guangzhou di China selatan. "Kami telah menangguhkan sementara semua penerbangan ke dan dari Guangzhou mulai Jumat hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (30/1) mengumumkan keadaan darurat global ketika virus menyebar ke lebih banyak negara. Transportasi udara antara Afrika dan China telah meningkat pesat dalam 20 tahun terakhir seiring dengan tumbuhnya hubungan perdagangan, sosial, ekonomi, politik, dan budaya antara benua itu dan raksasa Asia.
Kenya Airways, yang mengoperasikan satu penerbangan setiap hari ke Guangzhou melalui Bangkok, bergabung dengan maskapai lain di seluruh dunia yang telah berhenti terbang ke negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu karena menangani wabah yang telah menginfeksi setidaknya delapan ribu orang. Penerbangan ke Bangkok akan dilanjutkan, kata Kenya Airways.
RwandAir, yang mengoperasikan tiga penerbangan sepekan ke Guangzhou, juga telah menangguhkan penerbangan, kata maskapai itu pada Jumat. Keputusan itu akan ditinjau pada Februari.
Pada Kamis, Ethiopian Airlines yang merupakan maskapai terbesar di Afrika, membantah laporan bahwa mereka akan menangguhkan penerbangan ke negara Asia setelah pusat panggilannya mengatakan kepada Reuters bahwa penerbangan dibatalkan. Air Tanzania, yang siap untuk memulai penerbangan perdananya dari Dar es Salaam ke China pada Februari, mengatakan pada Rabu pihaknya telah menunda rencana tersebut dengan alasan kekhawatiran atas penyebaran virus.