REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) menganalisa bencana banjir yang menerjang Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara akibat curah hujan yang sangat tinggi. Curah hujan ini mengakibatkan air bah menerjang wilayah itu.
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Djati Witjaksono Hadi mengungkap banjir ini akibat curah hujan yang deras.
"Menurut informasi masyarakat, curah hujan yang sangat tinggi terjadi di seluruh Tapanuli Tengah sejak Selasa (28/1) malam hingga Rabu (28/1) dini hari. Hal itu yang menyebabkan banjir bandang di daerah hilir yaitu Kecamatan Barus. Banjir ini terjadi di wilayah yang secara administratif berada di wilayah daerah aliran sungai (DAS) Batu Garigis," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (31/1) malam.
Ia menambahkan, titik-titik longsor juga terjadi di bagian hulu yang secara administratif berada di Kecamatan Andamdewi yang menelan korban jiwa. Dia menambahkan, Sungai Muara Lahat yang merupakan anak Sungai Aek Sihar yang meluap. Suangu itu membawa material gelondongan kayu sehingga mengakibatkan kerusakan parah dan terputusnya jalan di Desa Sijukkang yang mengakibatkan akses jalan menuju Desa Pakkat tidak bisa dilalui.
Ia menambahkan banjir mengakibatkan lebih dari 35 ribu hektare area yang terdampak. Di antaranya adalah Kecamatan Barus, Kecamatan Andamdewi, dan Desa Sijukkang. Ia menambahkan, solusi mengatasi masalah ini adalah pembuatan bangunan konservasi tanah dan air. "Selain itu melakukan pelebaran dan pengorekan sungai," ujarnya.