REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah akan mengkarantina 250 Warga Negara Indonesia (WNI) dan tim penjemput begitu kembali dari Hubei, Wuhan, China. Mereka akan diisolasi di Natuna, Kepulauan Riau karena letaknya yang jauh dari permukiman penduduk.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan, di Natuna ada pangkalan militer yang memiliki fasilitas rumah sakit (RS) yang dikelola pihak keamanan laut darat dan udara.
"Sementara protokol kesehatan yang harus dipenuhi adalah tempat isolasi harus jauh dari penduduk. Karena itu tempat isolasi (karantina) yang jauh dari penduduk dan tempat terbaik dan terpilih adalah wilayah Natuna," ujarnya saat pelepasan tim evakuasi WNI dari Wuhan, di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (1/2).
Ia menjelaskan, jarak dari hanggar sampai ke tempat penduduk antara 5-6 kilometer dan ada dermaga di sana. Selain itu, dia melanjutkan, landasan pacu (runway) di sana berdekatan dengan wilayah yang nantinya akan digunakan untuk karantina sehingga para WNI yang baru mendarat kemudian turun dari pesawat dan langsung masuk ke tempat karantina. Ia menjelaskan, tempat karantina ini mampu menampung hingga 300 orang telah dilengkapi dengan fasilitas kebutuhan dasar seperti mandi cuci kakus (MCK) termasuk dapur lapangan.
Ia menambahkan, tempat karantina ini akan menjadi tempat transit WNI tersebut sampai dinyatakan bebas corona. Ia menambahkan, pihaknya akan terus memonitor pemindahan WNI dari Wuhan ke Indonesia.
"Kami akan terus memantau dari darat dan udara. Kami pantau mereka sampai mendarat," ujarnya.
Di kesempatan yang sama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, WNI yang dipulangkan dari Hubei ke Tanah Air nantinya harus dalam kondisi sehat. "Dari kemarin malam saya berkomunikasi dan terus mendapatkan laporan bahwa kondisi mereka sehat dan mereka senang akan pulang," ujarnya.
Ia menambahkan, sebelum kepulangan mereka ke Tanah Air, serangkaian pemeriksaan kesehatan dilakukan. Upaya ini dilakukan untuk memastikan kondisi mereka sehat.
"Mengingat situasi ini bukan situasi yang normal maka kedisiplinan penanganan protokol kesehatan akan diberlakukan," ujarnya.
Kedisplinan ini, dia melanjutkan, diberlakukan selama perjalanan penerbangan dan pascapenerbangan. Tak hanya itu, ia menyebutkan protokol kesehatan juga berlaku dengan bagi awak pesawat setelah menjemput WNI. Ia mendapatkan laporan sebanyak 245 WNI akan dijemput tim beranggotakan lima orang
"Jadi 250 orang akan menjalankan protokol kesehatan. Begitu mendarat dan pulang, tim juga menjalankan protokol kesehatan," ujarnya.