REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Nabi Muhammad SAW terkenal sederhana dalam berpakaian. Meski demikian Rasulullah tak pantang mengenakan aksesori yang disimbolkan kemewahan pada pemakaiannya.
Diriwayatkan, Qatadah bin Sa'id dari Abdullah bin Wahab, dari Yunus dari Ibnu Syihab yang bersumber dari Anas bin Malik r.a, aksesoris yang dikenakan Rasulullah berupa cincin yang terbuat dari perak dengan permata dari Abessinia (Habsyi).
Cincin yang dipakai Rasulullah tidak hanya sebagai hiasan yang melingkari jari tanpa ada kegunaan lain. Cincin Rasulullah bisa digunakan sebagai alat diplomasi kepada raja-raja Ajam (Asing) melalui surat menyurat.
Rasulullah diberi tahu bahwa bangsa Ajam tidak akan menerima surat kecuali surat yang memakai cap. "Ajam tidak akan menerima kecuali surat yang memakai cap," kata Imam At-Tirmidzi dalam kitabnya Syama-ilul Muhammadiyyah bab 11.
Menurut Imam kelahiran 209 H di Bugh ini menyampaikan, Hadis tentang cincin Rasulullah digunakan sebagai cap surat untuk raja ini diriwayatkan oleh Ishaq bin Manshur dari Mu'adz bin Hisyam dari Qatadah yang bersumber dari Anas bin Malik r.a
Imam Tirmidzi mengatkanan, cincin kesayangan Rasulullah merupakan buatannya sendiri. Rasulullah mengukir lafaz Muhammad satu baris Rasul satu baris dan Allah satu baris.
Lafaz yang digabungkan bacanya Muhammadur rasulullah ini terlihat begitu indah memiliki unsur seni yang memukau pada masanya. Karena memiliki ukiran lafaz Muhammadur rasulullah, cincin itu selalu Rasulullah lepaskan ketika masuk kamar mandi.
"Hal itu diriwayatkan Ishaq bin Manshur, dari Sa'id bin Amir dan Hajjah bin Minhal dari Hammam dari Ibnu Juraij dari Zuhri yang bersumber dari Annas bin Malik. r.a," kata Imam Tarmidzi.
Lalu kemana cincinya Rasulullah setelah beliau tak mengenakannya lagi karena wafat? Diriwayatkan oleh Ishaq bin Manshur dari Abdullah bin Numair dari Abdullah bin Umar dari Nafi yang bersumber dari Ibnu Umar r.a, bahwa cincin buatan tangan Rasulullah sendiri itu dipakai bergantian para sahabat terdekatnya.
"Rasulullah membuat cincin dari perak maka dipakailah di tangannya. Kemudian cincin itu berpindah tangan ke tangan Abu Bakar r.a, lalu ke tangan Umar r.a. Setelah itu berpindah pula ketaangan Utsman r.a sehingga jatuh di sumur Aris di Masjid Kuba. Padahal cincin itu terukir Muhammadur rasulullah," katanya.