Sabtu 01 Feb 2020 16:05 WIB

Menjadi Orangtua Beruntung

Akhirnya, menjadi orang tua yang beruntung bukan hanya karena ikhtiar.

Red: Agung Sasongko
konsultasi orangtua murid dengan guru (ilustrasi).
Foto: Republika/Amin madani
konsultasi orangtua murid dengan guru (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hasan Basri Tanjung

Sungguh, hidup ini soal perputaran waktu. Setiap hari ada yang lahir dan ada pula yang mati. Ada yang diberi umur pendek dan ada pula yang sampai lanjut usia.

Begitulah rahasia Ilahi yang tidak diketahui oleh manusia. Sejatinya, hidup dan mati hanyalah ujian dan kesempatan untuk beramal saleh, sebaik dan sebanyak mungkin sebelum ajal tiba (QS 67:2). Seperti kata syair Melayu, "hidup ini bagai lampu dinding, yang dinyalakan di malam hari, apabila minyak sudah kering, ia kan pasti padam sendiri."

Jika kematian sebuah kepastian, menua adalah kemungkinan. Dulu, kita masih kecil, lalu tumbuh menjadi remaja dan dewasa. Kemudian, menikah dan diberi keturunan hingga menjadi orang tua. Tidak sedikit orang tua yang bernasib malang karena ditelantarkan anaknya. Juga, ada yang sampai akhir hayat di panti jompo karena tak ada yang mengurusnya. Akankah keberuntungan menghampiri kita dan menghadap Ilahi dalam keadaan husnul khatimah?