REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris mengevakuasi sejumlah staf kedutaan dan konsulatnya di China. Hal itu menyusul masih masifnya penyebaran virus corona di negara tersebut.
"Pada tanggal 31 Januari, beberapa staf dan pembantu dari Kedutaan Besar Inggris dan Konsulat sedang ditarik dari China. Staf penting yang dibutuhkan untuk melanjutkan pekerjaan penting akan tetap ada," kata Pemerintah Inggris dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (1/2).
Inggris mengisyaratkan tak akan mengevakuasi seluruh diplomatnya dari China. "Jika situasinya semakin memburuk, kemampuan kedutaan besar dan konsulat Inggris untuk memberikan bantuan kepada warga Inggris dari dalam China mungkin terbatas," ujarnya.
Sebelumnya Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mewajibkan anggota keluarga staf kedutaan besar di China berusia di bawah 21 tahun untuk segera meninggalkan negara tersebut. Hal itu merespons masih tingginya angka infeksi virus corona di sana.
Hingga Sabtu (1/2) pagi, jumlah korban meninggal akibat virus corona telah mencapai 259 orang. Warga China yang terinfeksi virus tersebut pun terus meningkat dan saat ini jumlahnya mencapai 11.821 orang.
Pada Kamis lalu WHO telah menyatakan wabah virus corona sebagai darurat kesehatan internasional. Hal itu diumumkan setelah kasus virus tersebut menjangkau 18 negara.
"Deklarasi ini bukan mosi tidak percaya pada China. Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah," kata Ghebreyesus setelah memimpin rapat Komite Darurat WHO di Jenewa, Swiss, seperti dilansir Reuters.