REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Tingkat penjualan masker di Apotek Kimia Farma Jalan Bintan, Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), meningkat 500 persen setelah merebaknya virus corona asal Wuhan, China di sejumlah negara.
Dalam sepekan terakhir apotek tersebut bisa menjual 20 hingga 50 kotak masker per hari. Sebelum marak kasus wabah corona, maksimal yang terjual hanya satu kotak per hari.
"Untuk satu kotak masker isinya 50 lembar, kalau misalnya laku 50 kotak, berarti ada 2.500 lembar yang terjual setiap harinya," kata apoteker Apotek Kimia Farma Jalan Bintan, Zulia Farisanti, Sabtu (1/2).
Zulia menyebut harga masker per kotak Rp 40 ribu, sementara per lembar sebesar Rp 900. Ia menjelaskan pembeli masker berasal dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat awam, instansi pemerintahan hingga aparat penegak hukum, seperti TNI dan Polri.
"Ada yang beli buat pakai sendiri dan keluarga, ada pula untuk dibagi-bagikan kepada khalayak umum, seperti di jalan raya, pelabuhan, hingga bandara," ujarnya.
Salah seorang pembeli, Andri, mengaku membeli masker buat mengantisipasi penyebaran virus corona di masyarakat. "Meskipun di Tanjungpinang belum terinfeksi corona, kita tetap perlu waspada, salah satunya melindungi diri dengan memakai masker," ujar Andri.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana menyebut tingginya permintaan masker di Tanjungpinang dalam sepekan terkahir ini disebabkan warga sangat khawatir tertular virus corona. Namun, Tjetjep mengimbau masyarakat tak perlu panik berlebihan, karena sampai saat ini virus mematikan itu tidak terdeteksi di Kepri, khususnya Tanjungpinang.
Dinas Kesehatan dan pihak terkait, kata dia, sudah siap dengan peralatan dan tenaga medis yang memadai guna menangani jika ditemukan adanya suspect virus corona tersebut.
"Percaya saja pada pihak kesehatan, yang penting warga tetap jaga kesehatan dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun, termasuk mengenakan masker kalau keluar rumah," ujar Tjetjep.