REPUBLIKA.CO.ID, KIGALI -- Komunitas Muslim Rwanda (RMC) mengikuti kegiatan pelatihan berkendara aman yang diadakan Kepolisian Nasional Rwanda. Pelatihan ini diadakan di 33 masjid di seantero Rwanda.
Kepolisian Rwanda juga sudah pernah melakukan edukasi serupa pada kelompok Katolik dan Protestan. Mereka diedukasi di gereja-gereja.
Juru bicara Kepolisian Rwanda, John Bosco Kabera mengapresiasi keikutsertaan komunitas Muslim disana. Ia berharap komunitas Muslim mendukung keamanan dan kenyamanan berkendara.
"Kami mengapresiasi mereka yang menyebarkan pesan kedamaian dan keamanan. Kami sekarang menjalin kerja sama dengan Muslim dalam keamanan berkendara," kata Kabera dilansir di The New Times, Ahad (2/1).
Kabera mengingatkan umat Islam menaati aturan berkendara seperti standar kecepatan, menghindari penggunaan ponsel, dan menghormati pengendara lain. Kelalaian berkendara jadi 80 persen penyebab kecelakaan di Rwanda.
"Islam adalah agama yang damai, berarti menjamin keamanan orang adalah nilai yang penting," ujar Kabera.
Angka kecelakaan di Rwanda turun 17 persen dibanding tahun lalu, dari 5.611 kecelakaan di 2018 jadi 4.661 di 2019. Mayoritas korban tewas kecelakaan ialah pejalan kali (223 orang), pengendara motor (184 orang), dan pesepeda (130 orang).
Tokoh Muslim Rwanda, Sheikh Salim Hitimana mengatakan Islam adalah agama yang menghargai kehidupan dan kemanusiaan. Menurutnya, keamanan berkendara jadi bagian yang patut dilakukan demi menghindari korban di jalanan.
"Kami diberi informasi penting soal keselamatan di jalan. Kami senang dapat mengikuti kegiatan ini agar menghindari kecerobohan di jalan," ujarnya.